Jeno membuka matanya.Hal pertama yang ia lihat adalah Mark yang sedang sibuk membaca buku, dengan Reon yang duduk disampingnya.
Mereka sedang berada diatas kereta sekarang.
Jeno duduk dengan tenang dengan sebelah tangan yang menopang beban tubuh atasnya. Sedang disampingnya ada Dean yang duduk penuh waspada.
"Kita tiba dikota kerajaan toras yang mulia." Ucap Dean memberitahu 2 majikannya.
"Rombongan kekaisaran memasuki Toras." teriak pemimpin iring - iringan kekaisaran dengan lantang.
Dan Jeno yang masih memproses keadaan dengan cepat melempar tatap keluar jendela kereta mewah yang mereka tumpangi.
Jeno masih memproses keadaan saat itu.
Ini, bukan hal asing.
Hal yang sedang terjadi didepannya, Jeno tidak bodoh untuk tau bahwa, dia sudah pernah melalui ini.
Dia tau, tapi Jeno mencoba mencari kepastian atas tebakan dikepalanya.
"Kapan Haula akan dilansungkan?" tanya Jeno, tatapannya masih kearah keluar jendela.
"Apa maksutmu?" tanya Mark, pertanyaan Jeno jelas terdengar terlampau aneh "tentu saja 2 minggu lagi. Ada apa denganmu. Apa kau tiba - tiba lupa adikku?" tanya Mark menggeleng pelan.
Waktunya, itu berhasil diputar.
"itu, berhasil." ucap Jeno tampak lega dengan alasan yang Mark tidak bisa mengerti.
Kalau itu berhasil, seharusnya,..
Jeno dengan gerakan cepat menatap kearah Jendela disampingnya, sibuk mencari sesuatu.
Dan dari ramai manusia yang bahagia dengan kedatangan mereka, Jeno menangkap sosok itu.
Pria muda dengan jubah berwarna putih, berdiri disana. Diatas balai sebuah rumah makan, tersenyum lebar sambil memberi hormat pada kereta yang ia gunakan.
Itu Jaemin.
Dia disana.
Jantung Jeno rasanya berdetak lebih cepat. Jika itu dia yang dulu, dia jelas akan mengabaikan itu.
Tapi karena dia Jeno yang sudah mengenali omeganya, dia sedang menahan dirinya mati - matian untuk tidak segera melompat turun dari kereta kuda itu untuk berlari ke atas sana dan memeluk Jaemin erat.
Jeno merindukan senyuman itu.
Jeno rindu Jaeminnya yang berdiri dalam keadaan sesehat itu.
Jeno sudah lama tidak melihat Jaemin tersenyum selebar dan indah itu.
Ternyata senyum itu yang Jeno sempat hilangkan dari Jaemin.
Dan seperti dulu, mata mereka kembali bertemu.
"Itu pangeran dari Pert. sepertinya dia ikut acara Haula tahun ini." ucap Dean, menjelaskan pada tuannya yang duduk tepat disampingnya.
"dia ikut Haula tahun ini?" Tanya Mark dengan sebelah alis terangkat.
"dari informasi yang beredar, Pangeran Pert akan ikut tahun ini yang mulia."
"bukannya usianya sudah lewat?" tanya Rean tampak tak begitu penasaran.
"tepat. tahun ini usianya genap 18 tahun." jawab Mark.
Jeno ingat percakapan itu.
Tapi dia abai, matanya terkunci pada sosok Jaemin yang juga tampak mengunci tatapannya pada Jeno.

KAMU SEDANG MEMBACA
EMPIRE | Nomin {END}
FanfictionJaemin adalah pangeran yang diasingkan, yang selalu disalah pahami karena garis keturunannya. Meski begitu, dia baik hati, ramah dan selalu tersenyum. Bertemu Jeno, pangeran Kekaisaran Heftin, si arogan yang benci dengan senyuman yang katanya tampak...