12

5.9K 610 20
                                    




Jaemin pernah begitu benci hidupnya.

Itu terjadi saat pertama kali Jaemin menyadari bahwa hidupnya jauh berbeda dari teman seusianya, juga saudaranya.

Semakin banyak Jaemin memperhatikan, semakin banyak ia tau bahwa hidupnya berbeda.

Dan tau apa yang memuakkan tentang itu? Itu fakta bahwa Jaemin tidak bisa melakukan apapun dengan itu.

Saat hidupnya tidak berjalan dengan baik, pada titik terendah, Jaemin sama dengan kebanyakan orang. Ia pernah berfikir untuk berhenti lalu hilang.

"Hei kau, apa kau pernah dengar soal mate?" tanya Illard.

Jaemin berusia 14 tahun kala itu, masih muda.

"mate? pasangan?"

Illard mengangguk.

Mereka berdua sedang berada ditaman belakang istana Jaemin, duduk diatas batu dipinggir danau yang tidak seberapa besar, dengan baju yang sama - sama basah, tapi sudah hampir kering.

Itu pertemuan pertama mereka. Kata Illard, dia tersesat.

Ia ikut dengan seorang tabib ke taman kerajaan untuk menemukan sebuah obat, tapi dia berakhir disana entah bagaimana.

Untuk Jaemin, itu masuk akal. Soalnya taman itu terhubung dengan taman utama kerajaan yang menyimpan banyak tumbuhan langkah untuk pengobatan.

Lalu Illard tidak sengaja menemukan Jaemin hampir menenggelamkan dirinya, anak itu menolong.

Jaemin memberontak didalam air, tapi entah bagaimana tubuh yang lebih kecil berhasil menyeretnya ketepian.

'bodoh.' adalah kata pertama yang Illard ucapkan, sebelum mengomel lebih panjang. Tapi pada akhirnya mereka berdua duduk diatas batu itu.

"Apa yang bagus tentang itu?" Tanya Jaemin, tak tampak penasaran sama sekali.

"kata ayah, mate itu hal yang bagus. Dia bisa jadi obat untuk banyak luka. Aku tidak tau bagaimana menjelaskan ini lebih banyak. Tapi kata ayah, hidupnya jadi indah karena bunda."

"lalu?"

"Kau tidak penasaran dengan matemu?" Tanya Illard kemudian.

Sejujurnya, tidak. Itu terlalu jauh untuk Jaemin pikirkan, jangan lupa umurnya masih 14 tahun.

"kalau kau mati hari ini, kalian tidak akan ketemu. Kau tidak penasaran dengan hal indah apa yang mungkin dia bawah?"

Jaemin diam, tapi dia mendengarkan.

"Ayahku bilang, bunda adalah hal yang paling dia suka dalam hidupnya. Lebih dari tahta dan semua harta yang dia punya. Bukankah itu menarik? aku sedikit takjub. jadi aku bertanya, 'Bagaimana ayah bisa begitu?' Lalu kau tau ayahku jawab apa? ayah bilang, karena mereka mate. Mereka ditakdirkan satu sama lain. Bunda adalah alasan ayah punya aku. Alasan ayah pilih hidup lebih panjang, juga alasan ayah duduk diatas tahtanya sekarang."

"kalau kau mati hari ini, kau tidak akan bisa merasakan dicintai sebesar cinta ayahku pada bunda. Kalau kau mati hari ini, bagaimana dengan mate mu? dia mungkin akan sendiri sampai mati."

"kalau hari ini kau merasa tidak dicintai sampai ingin mati, lebih baik jangan. Mate mu, dia kasian. Ayahku sampai sekarang banyak diam sejak bunda sakit. Padahal belum pergi, masih bisa ayah peluk. Ayah cinta bunda, lebih dari hidupnya. Bukankah itu luar biasa?"

EMPIRE | Nomin {END}Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang