30

6.1K 643 32
                                    

ga suka 29. Selamat membaca para readers yang budiman 🙏🏻

Jeno sudah nyaris frustasi mencari jejak Jaemin. Ia terus mengitari tempat yang sama sejak tadi.

Hari sudah gelap begitu Jeno menyadari, dia hampir tidak menemukan apapun.

"Pangeran." Dean angkat bicara saat tatapannya menangkap sesuatu yang aneh.

Jeno mendengarkan.

"bukankah ini aneh? maksutku,." Dean menunjuk kearah dedaunan disampingnya. "bagian ini tampak layu, sedang dibagian sini,." Dean menujuk sisi yang lain "ini baik - baik saja." Dean melempar tatapannya kearah Jeno yang melompat turun dari kudanya.

Jeno menjentikkan jari - jarinya dan seketika cahaya biru keluar dari sana, mengambang diudara dengan cara yang luar biasa. Jeno menggunakan Nigmanya.

Jeno mengarahkan bola - bola biru itu kearah yang dikatakan Dean. Benar. Sebelah layu sedang yang lainnya tidak.

"Ini tampak seperti ada seseorang yang menggunakan nigmanya disini. Tapi untuk melayukan tumbuhan, bukankah itu seperti iseng pangeranku?"

Jeno kembali menjentikkan jarinya hingga beberapa bola biru lain mulai muncul disana mengukuti arah yang ia ingin lihat lebih jelas.

"aku ternyata sebodoh itu. Dia ingin aku menemukannya" Jeno tersenyum sebelum bangkit dan melompat naik kekudanya. Ia menarik kekang kuda miliknya sebelum menghentakkan kakinya kuat, seolah memerintah kudanya bergerak cepat mengikuti sisi tanaman yang layu membentuk sebuah jalur.

Dua kuda itu melesat dari sana dengan kecepatan tinggi.

Sebelum kuda itu hampir membuatnya terjatuh ketika tiba - tiba seseorang berlari keluar dari semak - semak, menggunakan nigma yang aneh untuk berhasil menakuti kuda Jeno.

Nigma yang Jeno gunakan untuk menerangi jalan lansung membentuk perisai untuk melindunginya.

Jeno menggunakan nigma lain untuk menyorotkan cahaya kepada sosok yang baru saja menghentikan lajunya.

Seorang pria tua dengan badan tidak seberapa besar berdiri dengan tubuh bergetar dan gerak mata yang gelisah menatap kearah Jeno dan Dean.

Jeno dan Dean saling berpandangan sebelum Dean dan kudanya berjalan kedepan.

"beraninya kau melompat kejalan. Tidakkah kau tau kau menghalangi jalan siapa?"

"Maaf tuanku, bisakah aku menumpang padamu?" tanya pria itu, masih dalam keadaan bergetar.

Jeno mengangkat sebelah alisnya.

"Seorang omega gila mengamuk, dan membunuh teman - temanku, aku berlari sebelum dia sempat melihat, tapi kurasa dia akan menemukanku juga." tambah pria itu, matanya bergerak gelisah sedang tangannya bergetar hebat.

Mendengar kata omega, Jeno melompat turun dari kudanya.

"Omega gila?"

Dan pria itu mengangguk ribut.

Tapi pria itu harus menelan kaget ketika Jeno tiba - tiba mencengkram lehernya dengan cukup kuat "sebaiknya kau tunjukkan jalannya atau kau akan mati sebelum bertemu dengan omega itu." ucap Jeno dengan nada rendah penuh ancaman.

Dan pada akhirnya Jeno dituntun oleh orang yang ia temui itu keatas bukit.

Disana terdapat sebuah rumah tua yang tampak tenang.

Seolah tidak terjadi apa - apa.

Seolah tidak ada amukan seperti yang orang itu katakan.

Jeno jadi ragu.

EMPIRE | Nomin {END}Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang