17

5.2K 596 43
                                    


Jeno masih tidur ketika terus mendengar suara Jihoon dan Mark saling bersahutan, mengganggu.

Jeno mengerang sebelum akhirnya memutuskan untuk bangkit dengan gerakan yang menunjukkan amarahnya.

"Sebenarnya apa yang kalian lakukan diruanganku!" ucap Jeno marah.

Tapi kedua orang yang berhasil mengusik tidurnya hanya menatapnya sebentar sebelum kembali kepercakapan mereka, seolah mengabaikan Jeno.

"Yah, aku pikir aku sepakat." ucap Jihoon mengangguk setuju dengan ucapan Mark.

"Sebenarnya apa yang membuatmu bangun sesiang ini?" tanya Mark menyesap teh hangat miliknya.

Dan Jeno dengan cepat menyambar jam dalam sakunya.

Pukul 10 pagi.

"Raja memanggil mu menghadap tapi kau mengumpat pada pelayan akan membunuh siapapun yang mengganggu tidurmu." Jelas Mark "karena itulah kami disini."

Jeno mengangkat sebelah alisnya "raja?"

Mark mengangguk.

"Kau akan dinikahkan." ucap Jihoon berhasil merebut perhatian Jeno. Dia bangkit dari tempatnya.

"apa?"

"Kau akan dinikahkan setelah acara Haula selesai." Mark mengulang.

"Selamat." Ucap Jihoon bersemangat.

"Itu tidak lucu." Jeno mengambil duduk disalah satu kursi dihadapan meja lingkar tempat 2 orang yang mengusik tidurnya.

"dan tidak ada yang melawak." sambung Mark.

"selamat sekali lagi pangeran." tambah Jihoon, lagi.

Jeno terkekeh ditempatnya "mimpi jenis apa lagi ini."

"tapi ini bukan mimpi pangeranku." Sangkal Jihoon.

"semalam, seorang pembawa pesan datang. Dan maaf mengagetkanmu, tapi isinya adalah kau akan segera dinikahkan dengan salah satu pangeran kerajaan Toras." Jelas Mark panjang.

Jeno menatap datar.

"Selamat, kau pasti sangat senang. Kerajaan dan kekaisaran mendukung hubunganmu dengan Renjun." Jihoon tersenyum lebar. Dia menjadi orang yang tampak paling bahagia.

Oh ayolah, Jeno selalu mengorbangkannya untuk bisa bertemu dengan Renjun. Membawa namanya, dan kadang merusaknya dihadapan Renjun. Yah setidaknya ia punya peran jika kedua orang itu menikah, yang artinya Jeno berhutang budi padanya. Cukup bagus untuk masa depannya yang memang sudah tampak terjamin.

"Kau harus ingat, kau berhutang padaku." Tambah Jihoon.

"Sedari tadi kau begitu yakin kalau itu Renjun?" Mark mulai penasaran. Soalnya Jihoon tidak mempertimbangkan kandidat lain.

"lalu siapa? 2 anak raja yang lain adalah alpha. Oh ayolah, hanya Renjun yang cocok disandingkan dengan Jeno. Jeno adalah kartu lain Kaisar. Kaisar tidak mungkin main - main untuk masa depan putranya yang,.. em, pembangkang?"

"Yah, terdengar masuk akal." Mark mengangguk "Raja menunggumu diruangannya adikku." Tambah Mark.

Harusnya itu berita bagus. Yah, Jeno akan dinikahkan dengan Renjun, orang yang ia taksir sejak pertama mereka bertemu diumur 11 tahun.

Itu bagus.

"kau, kenapa kau terlihat biasa saja?" tanya Jihoon curiga "kau tidak memikirkan tentang manusia payah itukan? oh ayolah tuanku." Jihoon memutar bola matanya malas.

"apa kau pikir aku gila?" tanya Jeno menatap tak suka pada Jihoon.

"bagus kalau begitu."

"apa yang kalian berdua bicarakan?" Tanya Mark tidak paham.

EMPIRE | Nomin {END}Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang