40

7K 677 39
                                    

Selir berjalan masuk keistana Jaemin.

Ia baru kembali dari ruang raja ketika suaminya sudah benar - benar tidur.

Rencananya, malam ini dia ingin tidur dikamar Jaemin.

"Apa Jaemin sudah dikamarnya?" tanya Liora pada Rania yang berada di ruang tamu istana Jaemin.

Rania memberi hormat sebelum membenarkan ucapan ibu Jaemin.

Liora baru akan melangkah ketika Rania dengan canggung mengeluarkan suaranya.

"Yang mulia, tapi pangeran Jaemin berpesan untuk tidak mengganggunya malam ini." ucap Rania sedikit merasa tidak enak.

Liora menghentikan langkahnya.

"Ah, apakah begitu?" tanyanya. Liora menatap sebentar kearah pintu besar diujung sana. Itu adalah pintu kamar Jaemin.

TONG

TONG

TONG

Itu suara jam malam.

"Ah, sepertinya aku terlalu larut untuk berkunjung." Liora menghela nafas.

Tapi pada akhirnya Liora mengalah "baiklah, aku hanya akan mengunjungi besok kalau begitu." sang selir kemudian memutar langkahnya untuk pergi dengan tenang tanpa rasa curiga sedikitpun.

Tapi tepat di ambang pintu, langkahnya berhenti.

Rania masih menunduk ditempatnya.

Liora berjalan kembali kearah Rania "Kalau begitu, aku hanya akan melihatnya sebentar." ucap Liora "lagi pula, aku sudah sejauh ini." Liora merasa sayang jika harus pulang tanpa melihat putranya sama sekali.

Dan Rania tidak punya kuasa untuk melarang seorang ibu yang hanya ingin melihat putranya sebentar.

Jadi pada akhirnya, setelah memberi hormat, Rania mempersilahkan selir untuk ikut dengannya.

"Lewat sini yang mulia." Rania menuntun jalan hingga kedepan pintu kamar Jaemin.

Dan begitu tiba disana, tanpa mengetuk, Rania mendorong pintu besar dihadapannya pelan.

Detik ketika pintu besar itu terbuka, Rania beku ditempatnya berdiri.

"Ada apa?" tanya Selir penasaran dengan wajah beku yang tercipta dari pelayan putranya.

Karena suaranya tidak sanggup keluar, sebagai gantinya, Rania mengangkat tangannya yang bergetar dan menunjuk kearah Jendela diujung sana.

Awalnya gelap membuat Liora tidak dapat melihat apapun.

Lalu ketika ia mengambil sedikit langkahnya, matanya membulat sempurna sebelum detik selanjutnya sang Selir melangkah setengah berlari, diikuti beberapa pelayannya.

Seseorang menggantung dijendela.

Liora dengan gesit menopang kaki Jaemin yang sudah diam disana.

Sedang Rania jatuh terduduk didepan pintu.

"Panggil pengawal cepat!" Teriak Liora. Suaranya bergetar, matanya membola, dia panik bukan main.

-

Jeno tiba didepan istana Jaemin ketika beberapa orang yang berpakaian perawat berlari mendahuluinya memasuki istana Jaemin.

Itu sudah lewat jam malam.

Jadi aneh rasanya.

Jeno menahan lengan seorang pelayan yang lari untuk menyusul rombongan itu.

"Ada apa?" tanya Jeno penasaran.

EMPIRE | Nomin {END}Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang