21

5K 518 23
                                    

"apa sesuatu terjadi selama aku pergi?" tanya Illard pada Yena. Matanya bergerak mengikut Jaemin yang tampak menyantap sarapannya dengan tenang tapi wajahnya terlalu berseri, kontraks dengan memar dijidatnya.

Soal Illard, ia kembali kekerajaannya karena harus mengurus sesuatu dan baru tiba hari ini di Toras.

"Pangeran menjadi pahlawan kesiangan selir Liora, lagi." Ucap Yena terlalu jujur, membuat Jaemin melempar tatapan horor padanya.

"Jangan membuat itu terdengar seperti itu bukan hal yang bagus." Ucap Jaemin sebelum melanjutkan makannya.

"Wah, itu sedikit,.. aku kaget. Tapi aku setuju kau harusnya tidak perlu begitu." Illard sepakat itu bukan hal bagus

Jaemin ikut melempar tatapan horornya juga pada Illard.

"Lalu dari mana wajah bahagia itu datang? Apakah menjadi pahlawan kesiangan dan melukai kepalanya membuat otaknya sedikit bergeser?"

"ucapanmu kasar sekali Illard. Aku tidak percaya Chenle begitu menyukaimu." Jaemin menunjuk Illard dengan sumpit yang ia pegang "aku tidak percaya itu keluar dari mulut seorang pangeran."

"Pangeran Jaemin akan segera menikah." Jawab Yena begitu Jaemin selesai.

Illard tersedat makanan miliknya.

"Hei, pelan - pelan." ucap Jaemin menatap khawatir kearah Illard "aku tau kau bersemangat, tapi jangan bunuh dirimu." Jaemin menambahkan sambil tersenyum kali ini. Yah, soalnya dia ingat lagi kalau dia akan segera menikah, paling penting dengan Jeno.

"apa - apaan tatapan itu." Illard protes senyuman lebar milik Jaemin.

"kau numpang makan disini, karena itu jangan merusak pagiku." Jaemin memberi peringatan.

"kasar sekali." Illard menggeleng pelan tapi matanya fokus pada Jaemin. "dengan siapa?" sambungnya bertanya sambil memasukkan satu potongan besar daging kedalam mulutnya.

"pangeran kedua kekaisaran." Jawab Yena seraya mengisi gelas minum Illard yang tandas setelah tersedat tadi. "pangeran Jeno."

Sudah menebak bahwa Illard akan kembali terbatuk ketika ia menjawab pertanyaan itu. Dan benar, kali ini bahkan lebih keras.

Jaemin hanya menggeleng pelan melihat reaksi itu.

"apa artinya sedakanmu itu? Tapi aku suka reaksimu." Jaemin tersenyum sambil mengangguk. "itu tampak seperti kau kaget dan takjub(?)"

Illard segera menyelesaikan makannya, meminum air berulang hingga tenggorokannya mulai membaik, barulah ia kembali buka suara.

"Tidak sampai seminggu, dan aku ketinggalan begitu banyak?"

"Hei, seminggu itu lama. Aku sampai berjuang tapi tidak apa - apa, lihatkan, aku berhasil." Jaemin tersenyum lebar, lagi.

"berhasil apanya?" Illard memijit kepalanya pelan, ia mulai tidak paham pembicaraan mereka. "kau berusaha mendapatkan hati Jeno? tapi kenapa? dan bagaimana?"

"lalu bagaimana dengan Renjun?"

"Jeno setuju?"

"apa dia gila?"

Illard hampir mengeluarkan seluruh isi kepalanya sampai tangan Jaemin memberi kode pada Illard untuk berhenti.

"Illard, itu tidak penting." Jaemin menginterupsi.

"itu penting." Illard menatap Jaemin tidak percaya "Kau tidak kenal Jeno, Jaemin. Dia bukan orang baik. Dia bisa saja melukaimu, paling penting dia menyukai Renjun. Kau tidak bisa dengan dia." Final Illard diakhir kalimatnya.

EMPIRE | Nomin {END}Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang