TW! Mention: Rape
Jeno sampai diatas bukit ketika ia menarik tali kekang kudanya kuat untuk menhentikan laju hewan itu.
Dari kejahuan, ia melihat barisan Ram melintas. Kalau begini, pasukan itu bisa tiba lebih dulu. Mereka tampak seperti susah untuk disusul.
Lagipula, itu sudah hampir sore.
Sudah jelas, bahkan jika Jaemin ditemukan, mereka tidak akan menyelamatkan nyawa omega itu.
Dan Jeno tidak bisa berhenti disana ketika mengingat itu. Dia harus tiba lebih dulu. Tidak ada yang boleh menyentuh Jaemin kecuali dia.
"Dean, apa ada jalan yang lebih cepat untuk sampai kesana?" tanya Jeno pada pengawalnya.
"Lewat sini yang mulia." dan sang pengawal mulai menuntun jalan dengan Jeno dibelakangnya.
Mereka mulai kembali memacu kudanya.
-
"apa lagi kali ini." ucap Sohyun mendengus ketika melihat kuda lain melintasi kereta mereka dengan cepat.
"Memangnya apa?" tanya Shindong, ia sudah bersandar diujung kereta, mabuk perjalanan.
"Orang yang barusan melintas, tebak, apa dia juga akan menghentikan laju kereta?" tanya Kyungsoo dengan wajah semangat.
Tapi tidak lama. Soalnya belum sempat dijawab oleh kedua temannya, kereta sudah lebih dulu berhenti.
"Yah, sepertinya bagitu." Shindong mengangguk.
Binar semangat Kyungsoo sudah hampir padam sebelum muncul lagi diwajah manisnya ketika mengajukan pertanyaan berbeda "Ayo tebak, apa mereka akan kesini atau,."
Pintu kereta diketuk bahkan sebelum Kyungsoo menyelesaikan kalimatnya.
"Yah, sepertinya begitu." jawaban yang sama kali ini, tapi diucapkan oleh Sohyun.
Kyungsoo mendengus.
Dan pintu dibuka.
"Ada apa?" tanya Sohyun judes. Ini adalah yang ke-3 kalinya pria menyeramkan terus mengetuk pintu kereta mereka.
Tapi judesnya hanya sebentar. Karena begitu melihat wajah tampan Dean, wajah malas itu berubah menjadi senyum lebar.
"apa ada yang bisa kami bantu tuan - tuan?" tanya Kyungsoo ramah, ia membuka jendela kereta lebih lebar agar lebih leluasa, membuat Shindong kompak mendengus malas.
"Apa ada,." ucapan Dean menggantung karena Sohyun lebih cepat.
"Ah, apa kalian juga mencari pria manis dengan tubuh tidak terlalu tinggi, ramping, tampan tapi lebih ke cantik, dan cengeng?" Sohyun menjelaskan ciri Jaemin dengan binar senang yang jelas.
"itu terdengar seperti ada beberapa orang yang datang kesini." Jeno yang sejak tadi hanya duduk diatas kudanya mendengus
Sohyun mengangguk "Anda yang ketiga."
"Aku sampai - sampai berfikir kalau raja sedang mengadakan sayembara untuk para tentaranya agar mereka menemukan putranya." Shindong mendengus malas
Jeno terkekeh mendengar jawaban itu. "tentara apanya, mereka bahkan baru tiba disini," ucap Jeno, matanya menatap datar kearah Ram yang sudah berhenti disana, tak jauh dari depannya.
(*Jadi disini, posisi Jeno itu melawan arah, soalnyakan dia dari barisan paling depan untuk menghentikan iring - iringan, trus habis itu baru deh kebelakang sesuai petunjuk dari pengawal dibarisan paling depan, jadi kudanya melawan arah kereta. sedang kelompok Ram ini datang dari arah belakang, jadi kudanya berhadap - hadapan sama Jeno. Semoga kalian ngerti)
KAMU SEDANG MEMBACA
EMPIRE | Nomin {END}
FanfictionJaemin adalah pangeran yang diasingkan, yang selalu disalah pahami karena garis keturunannya. Meski begitu, dia baik hati, ramah dan selalu tersenyum. Bertemu Jeno, pangeran Kekaisaran Heftin, si arogan yang benci dengan senyuman yang katanya tampak...