24

5.4K 622 38
                                    

Tiga minggu itu berjalan pelan. Tapi diakhir hari, Jaemin kalah lagi.

-

"Yena,..." Jaemin berteriak sambil memanggil nama itu berkali - kali sampai sahutan terdengar dari kamarnya.

"Aku tau anda senang, tapi anda berisik sekali."

Jaemin tersenyum lebar.

"dan kenapa anda kembali secepat ini?" tanya Yena penasaran. di jam itu, pesta bahkan belum selesai.

Jaemin melepaskan jubahnya dan memberikannya pada Yena "Jeno tidak terlalu suka pesta, katanya. Jadi dia ingin cepat pulang." Jaemin berbohong.

Yena menyipitkan matanya, mencari bohong dikalimat Jaemin tapi sepertinya pangerannya tidak begitu, jadi dia mengangguk "malam ini jangan menyelinap ke kamar pangeran Jeno lagi yang mulia."

Jaemin menutup mulutnya dengan kedua tangannya memasang mimik kaget "bagaimana kau tau?"

"Anda tidak lupakan kalau Ram mengawasi anda."

Jaemin tidak lupa, tapi ia pikir ia sudah berhasil mengelabui pengawalnya itu.

"dia benar - benar seperti bayangan." Jaemin berdecih. "Jadi Yena, bisakah kau keluar sekarang? Karena sedang bersemangat, aku akan menyiapkan diriku sendiri untuk istirahat hari ini." ucap Jaemin dengan senyum lebarnya.

Yena meletakkan baju tidur yang sudah ia siapkan diatas tempat tidur Jaemin "hm,.. baiklah." Yena berjalan kearah pintu.

"Dan satu lagi." ucapan Jaemin kembali menghentikan langkah Yena. "Yena, kau tau, aku terlalu bersemangat untuk hari besarku besok. Jadi mungkin aku akan kesulitan tidur malam ini. Bisakah kau membangunkanku agak siang besok?" tanya Jaemin dengan wajah memelas, matanya berkedip lucu dengan kedua tangan yang ia satukan didepan dada, memohon bantuan Yena.

Yena diam sebentar. Sekali setahun, "baiklah pangeranku."

Jaemin tersenyum lebar mendengar itu "terima kasih Yena." Jaemin dengan cepat berlari kearah Yena dan memeluknya erat "Yena, aku minta maaf kalau aku banyak merepotkan." ucap Jaemin ditengah peluknya yang erat. "Terima kasih sudah ada untukku." tambahnya.

Yena melepas pelukan itu, ia menatap Jaemin dengan tatapan curiga "anda bertingkah aneh."

"aku hanya senang, besok aku akan dewasa seutuhnya." Jaemin masih dengan senyuman lebarnya. Dan Yena mengangguk.

"Baiklah, selamat tidur pangeranku." ucap Yena sebelum berjalan keluar dan menutup pintu.

Setelah pintu itu tertutup, senyum diwajah manis itu hilang.

Berlakon seolah dia baik - baik saja adalah apa yang Jaemin kuasai. Dia melakukan itu bertahun - tahun.

Jaemin berjongkok ditempatnya. Rasanya, ia lelah sekali.

Hatinya patah.

Karenanya, bahkan sebelum pesta itu selesai, ia kembali keistananya. Berusaha sebisa mungkin agar Yena percaya dengan ucapannya.

Itu melelahkan.

Illard bohong.

Itu tidak seindah yang ia ceritakan.

Jaemin berantakan.

Hatinya sakit bukan main.

Tapi dia diam, menggigit kuat mulut bagian dalamya untuk menahan air matanya sekuat yang ia bisa.

Jaemin terlalu lelah untuk banyak hal.

Rasanya dia hanya ingin istirahat.

Istirahat yang panjang.

EMPIRE | Nomin {END}Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang