36

5.5K 573 23
                                    

Jaemin tidak datang.

Hingga jam malam dimulai, Jaemin tidak menampakkan batang hidungnya di istana Renjun.

Renjun duduk didepan jamuan makan malam yang ia sajikan untuk Jaemin dengan wajah tak terbaca.

Ia juga tau hubungan mereka tak pernah benar - benar membaik setelah kejadian keracunan yang pernah ia alami. Jaemin tidak pernah meminta maaf dan dia tidak pernah berusaha menunjukkan empatinya. Tapi setidak baik apapun hubungan mereka, menolak undangan yang dilakukan secara formal, itu terlalu kasar.

Bahkan seseorang yang saling membenci sekalipun tidak melakukan hal itu.

Seorang dayang masuk kedalam ruangan dimana Renjun duduk dengan makanan yang mulai dingin dihadapannya, memberi hormat sebelum mulai menyampaikan kabar yang sama sekali tidak ingin Renjun dengar.

"Pangeran Jaemin tampaknya menginap di tempat istirahat pangeran kekaisaran, yangmul,." Ucapan dayang itu terputus karena dia dengan cepat berjalan mundur ketika sebuah gelas melayang dan menghantam dadanya cukup kuat.

Renjun marah. Dia mengepal tangannya kuat untuk menekan amarahnya "Dia!" Renjun berteriak "Jaemin meremehkanku." ucapnya sebelum tertawa dengan tatapan kesal yang kentara.

"Dia memiliki pangeran Jeno disisinya. Karena itu, dia meremehkanku." Renjun kembali menggigit ujung kukunya, berjalan mondar mandir ditempatnya. "Dia selalu merebut semua yang aku punya." tambahnya, tapi kali ini dengan nada lirih.

Renjun mulai khawatir dengan dirinya sendiri sekarang.

Kakeknya ditangkap dan akan segera dikirim kepengasingan. Ibunya juga sedang berada dalam posisi yang kurang baik karena hal itu.

Raja sama sekali tidak berpihak pada ratu.

Soal Aldric, mari tidak membicarakan orang yang selalu memilih berada di posisi aman.

Jika nama Renjun naik, Renjun jelas tau bahwa tidak akan ada satupun orang yang akan berdiri untuk membelanya.

Renjun tampak ketakutan. Terlalu banyak hal yang memasuki kepalanya sekarang. Semuanya menjadi salah. Harusnya semuanya tidak berjalan begitu.

Renjun tanpa sengaja menatap pantulan dirinya pada cermin yang berada di sudut ruangan.

Dia tampak sangat berantakan sekarang. Wajah paniknya, itu tampak sangat menjijikkan. Renjun menatapa kearah kuku - kukunya yang tampak sudah tidak baik. Ia mulai mirip dengan seseorang sekarang. Dan Renjun benci fakta itu.

Renjun menarik nafas sebelum mengatur dirinya sendiri.

"Aku akan membiarkanmu malam ini." ucap Renjun sebelum kembali menatap pantulan dirinya pada cermin, menegakkan bahunya sebelum memasang senyum ramah.

"Persiapkan pakaian tidurku." Perintah Renjun pada pelayan yang ada disana.


-


Jeno terbangun tengah malam, setelahnya, ia tidak bisa tidur.

Sesuatu tentang kasus yang ia selidiki sampai pada batas yang membuat Jeno merasa tidak ingin melanjutkan penyelidikan itu.

Kerenanya, menyingkap sedikit selimut dan memastikan Jaemin tidak terganggu, disinilah Jeno sekarang, berjalan ditaman kerajaan Toras malam - malam, berusaha mengumpulkan kantuknya dengan cerutu miliknya.

Taman itu berada tepat ditengah - tengah kerajaan. Toras memang punya banyak taman, mereka adalah kerajaan bunga.

Tapi fokus Jeno berhenti, ketika dia menemukan sosok tidak asing yang tengah duduk disana seraya menatap langit malam.

EMPIRE | Nomin {END}Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang