"Kalau kamu mau berlari, lari saja. Kalau mau makan sesuatu yang dilarang kerajaan, makan saja. Tapi jangan telat saat kelas, kalau mau melanggar, kau boleh, tapi lakukan diam - diam."
Hanya sepenggal kata, tapi jiwa Jaemin merasa bebas sejak saat itu.
Didepan semua dayang diluar istananya, ia akan bertingkah sebagai seorang pangeran yang anggun dan manis. Tapi dibalik punggung mereka, Jaemin sama saja seperti anak nakal seusianya. Ia mengendap - endap dimalam hari, dan menyamar disiang hari menjadi apapun yang ia inginkan.
Lagian orang tidak begitu mengenalnya. Ia tidak pernah muncul dimanapun secara resmi. Orang - orang tau cerita tentang pangeran yang diasingkan bernama Jaemin, tapi tidak dengan wujudnya.
Mereka mengira Jaemin hanya mendekam didalam istananya dan berdiam diri disana, seperti bagaimana ia menyebarkan rumor tentang dirinya sendiri.Sebenarnya tidak semuanya salah, Jaemin masih merasa bersalah bahkan setelah 9 tahun. Lagipula, ia masih menerima hukumannya hingga saat ini.
Jadi menurut Jaemin, tidak apa - apa jika dia nakal sedikit. Tidak apa - apa jika dia bebas sedikit, toh ia sudah mendapat ijin untuk itu.Dan disinilah Jaemin sekarang.
Mengendap diantara ketatnya pengawal yang berjaga di istana utama.
Jaemin mungkin tidak tau caranya berkelahi, tapi ia tau bagaimana caranya mengendap dikegelapan malam, ia melakukannya hampir sepanjang hidupnya.
Yah, Jaemin keistana Utama.
Tapi tujuannya kali ini berbeda dari sebelum - sebelumnya. Jika sebelum - sebelumnya ia melakukan ini untuk sekedar melihat ibunya dari jarak yang jauh, kali ini targetnya adalah orang lain.
Ia terlalu terganggu sampai harus menggunakan nigmanya pada Yena yang ia pastikan besok akan membuatnya mendapat masalah. Padahal ia bisa pergi setelah pelayannya itu tidur seperti biasa. Tapi kembali lagi, Jaemin terlalu terganggu.
Ia tidak akan bisa menunggu sedikit lebih lama, Jaemin ingin segera memastikan isi kepalanya.
Dan terganggunya kali ini, membuatnya berani melanggar aturan dengan terang - terangan didepan manusia paling berkuasa di istananya, Yena.
Masa bodoh soal aturan istana kali ini. Ini adalah hal yang sejak lama Jaemin tunggu.
Jadi tidak apa, ia bisa menerima hukumannya nanti.
Jaemin melompat dari satu atap keatap lain, dari satu tembok ketembok lain.Jangan tanya Jaemin belajar dari mana soal kemampuannya itu, karena Ram jelas tidak akan suka jika namanya harus disebut berbarengan dengan tingkah nakal pangerannya.
Jaemin menghentikan aksinya itu ketika menemukan targetnya: pria yang sedang menggunakan pakaian tidur yang berdiri dengan angkuh dan tampak arogan diteras sambil memperhatikan langit.
Jaemin menarik satu senyum lebar diwajahnya ketika melihat sosok itu.
"ketemu." ucapnya pelan.
Tapi ketika berhasil melompati beberapa tembok lagi, untuk sampai pada sosok itu, ia malah menemukan targetnya menghilang dari posisi yang sudah ia pastikan.
Jaemin menghela nafas.
"siapa?" tanya suara menyeramkan itu berasal dari punggungnya. Jaemin tidak tau kapan, tapi ia bisa merasakan sesuatu menyentuh lehernya, terasa dingin.
Itu belatih. Jaemin bisa merasakan sisi tajam benda itu menekan kearah nadi dilehernya.
Jaemin membatu, ini diluar rencananya.
KAMU SEDANG MEMBACA
EMPIRE | Nomin {END}
FanfictionJaemin adalah pangeran yang diasingkan, yang selalu disalah pahami karena garis keturunannya. Meski begitu, dia baik hati, ramah dan selalu tersenyum. Bertemu Jeno, pangeran Kekaisaran Heftin, si arogan yang benci dengan senyuman yang katanya tampak...