"kenapa dengan pipimu?" tanya Illard begitu tiba ditempat Jaemin berdiri sejak tadi, ada Yena dibelakangnya.
"entah, aku bangun dalam keadaan seperti ini." ucap Jaemin, jelas bohong.
Illard melirik sebentar kearah Yena yang hanya menunduk dibelakang. Dia bertingkah seperti pelayan yang patuh.
"apa terlalu jelas?" Jaemin memegang pipinya sambil mengelusnya lembut.
Dan Illard mengangguk. "tapi kau menutupi luka sobeknya dengan baik." Illard bicara soal ujung bibir Jaemin yang jika diperhatikan dengan seksama akan tampak sedikit sobekan. "Orang yang tidak memperhatikan dengan baik tidak akan tau." tambahnya.
"ah menyebalkan,." ucap Jaemin sedikit kesal, padahal ia sudah berusaha menutupinya dengan baik. Jaemin tidak peduli dengan yang lain, tapi dia tidak ingin laki - laki dengan jubah berwarna gelap yang berdiri dibawah tenda sambil menyesap minumannya dengan tampan itu lihat, Jeno.
"tidak apa - apa. Itu karena mataku terlalu jeli." Illard menghibur sambil menepuk kepala Jaemin yang memang jauh lebih pendek darinya, pelan. "tapi jangan jawab seperti itu jika ada yang bertanya. Jawabanmu sangat tidak kreatif. Tidak akan ada yang percaya kecuali aku."
"diamlah. Kau membuatku makin kesal." Jaemin cemberut tapi cemberutnya teralihkan saat orang - orang mulai bersorak. Jaemin dan Illard mengalihkan pandangan mereka kearah lapangan.
Saat ini mereka sedang berada dipinggir lapangan istana, rencananya sambil menonton acara Bopal kerajaan.
Bopal sendiri adalah sebuah acara olahraga yang hampir mirip dengan sepak bola. Hanya saja lapangannya jauh lebih kecil dengan bola yang terbuat dari jerami yang didesain sedemikian rupa hingga bulat, ringan untuk menggelinding dan tidak sakit saat ditendang.
Bopal sendiri merupakan salah satu acara yang diadakan untuk memeriahkan Haula.
Peserta yang ikut sudah jelas berasal dari daratan Heftin. Mereka meliputi beberapa pangeran dari 4 kerajaan, juga para anak pejabat tertentu dengan usia antara 17-21 tahun, dan beberapa tentara dengan pangkat muda.
Tempatnya sendiri berada dilingkup istana, jadi hanya bangsawan dan saudagar kaya yang diundang yang bisa menyaksikan acara tersebut.
Tenda - tenda didirikan dipinggir lapangan dengan lumayan banyak untuk para pejabat dan saudagar dari luar Toras yang menonton. Dikawal ketat oleh pengawal kerajaan.
"mereka mencetak point." ucap Illard sambil bertepuk tangan.
"aku tidak mengerti apa yang seru dari ini." Jaemin menatap malas kelapangan "mereka menendang kemudian mengejar. bukankah itu bodoh?"
Tidak salah, Illard terkekeh gemas mendengar penuturan Jaemin.
Jaemin mengedarkan pandangannya kembali untuk menemukan sosok tampan yang sejak tadi jadi tontonan yang lebih menarik menurutnya sebelum sorakan riuh merebut perhatiannya.
Tapi alih - alih menemukan sosok Jeno, matanya tidak sengaja menangkap sosok yang menatapnya tajam, tampak kesal.
"hei, kenapa kau disini?" tanya Jaemin menyenggol lengan Illard.
"memangnya kenapa? aku bebas memilih berdiri dimanapun aku mau." ucap Illard santai. Tidak lama, soalnya Illard harus meringis setelah tulang keringnya ditendang oleh Jaemin.
"hyung!" Illard memekik sakit sambil mengelus sebelah kakinya.
"tunanganmu disana menatap kita dengan tajam." ucap Jaemin agak bersembunyi dibalik tubuh Illard, tatapan Chenle, tunangan Illard tampak seperti ingin membunuhnya. "kau benar - benar membuatnya semakin membenciku Illard." Tambah Jaemin.
KAMU SEDANG MEMBACA
EMPIRE | Nomin {END}
FanfictionJaemin adalah pangeran yang diasingkan, yang selalu disalah pahami karena garis keturunannya. Meski begitu, dia baik hati, ramah dan selalu tersenyum. Bertemu Jeno, pangeran Kekaisaran Heftin, si arogan yang benci dengan senyuman yang katanya tampak...