Recomended song : Haize - on rainy days
-
Illard bohong.
Jeno terlalu sulit untuk jiwa Jaemin yang mudah menyerah dan pasrah dengan keadaan.
Jeno terlalu besar untuk Jaemin. Pun terlalu tinggi untuk digapai.
Seorang pangeran kedua kekaisaran dan pangeran yang tidak dianggap oleh kerajaan. Menyandingkannya saja terdengar ganjal.
Apalagi dengan fakta bahwa Jeno menyukai orang lain. Jaemin benar - benar seperti dipaksa menerima kenyataan bahwa dia kalah.
Tapi siapa yang peduli tentang itu? Jeno adalah alasan Jaemin hidup. Jadi kalau kalian pikir Jaemin akan menyerah karena itu, kalian salah.
Karena faktanya, Jaemin menolak untuk menyerah. Moon goddest mentakdirkan mereka satu sama lain pasti dengan suatu alasan.
Masa bodoh soal Jeno dan perasaannya pada Renjun, Jaemin ngotot dengan perasaannya pada Jeno.
Jeno mungkin belum sadar kalau arah yang benar tentang hatinya adalah Jaemin, dan karena itu, Jaemin akan membantu Jeno untuk sadar.
"masalah ini cukup serius." Raja memijit kepalanya pelan.
"benar." ucap Jaemin mengangguk sepakat dengan fikirannya.
Tapi ucapannya yang cukup kecil sepertinya berhasil menarik perhatian semua orang dimeja makan. Yah, itu agak membuat penasaran semua orang ketika seorang yang sepanjang makan malam hanya duduk dan mendengarkan tiba - tiba membuat suara ditengah hening.
Asik dengan fikirannya, Jaemin lupa fakta bahwa saat ini dia sedang duduk diruang makan istana. Yah, ini adalah makan malam keluarga kerajaan.
Jaemin sebenarnya tidak ingin hadir, tapi ketika kembali dari istananya, ia berpapasan dengan Raja sekaligus ayahnya.
Karena sungkan menolak, disinilah dia sekarang. Duduk diantara Jeno dan Renjun dengan perasaan tidak enak pada selir Liora sedang kepalanya sibuk tentang perasaannya pada Jeno. Jaemin sibuk dengan dirinya sendiri ketika pembahasan dimeja makan menjadi semakin berat.
Sebenarnya makan malam sudah selesai, mereka sedang menikmati makanan penutup berupa puding dan beberapa kue yang dikirim lansung dari kekaisaran, baru tiba tadi siang.
"Apanya yang benar pangeran Jaemin?" Ratu angkat bicara dengan senyum miring yang khas dia sekali.
Jaemin kicep. Yah mau bagaimana, ia bahkan tidak tau apa yang sedang dibicarakan orang - orang sejak tadi. Ia tidak terlalu paham.
Jaemin sudah mengutuk dirinya sendiri ketika Jeno mengalihkan perhatian semua orang.
"Yang mulia, menurut saya kita harus mengirim seseorang kesana. Sebagai perwakilan kerajaan Toras." Jeno membawa atensi semua orang padanya.
"Saya sepakat. Itu terdengar seperti ide yang brilian." Aldric ikut mengangguk. "mereka akan mengerti ketulusan kita jika salah seorang dari keluarga kerajaan lansung turun kesana." tambahnya.
"tapi itu penyakit berbahaya. Siapapun yang dikirim kesana mungkin tidak akan selamat." Hyunjin menyela, agak tidak setuju dengan ide itu.
"Pangeran Jaemin, saya dengar, anda menjadi sponsor beberapa panti asuhan dikerjaan ini." Ratu membuka suara, mengalihkan semua perhatian pada Jaemin.
Jaemin jadi bingung bagaimana wanita itu bisa tau. Dia saja melakukan itu tanpa sepengetahuan Yena.
Jaemin berdehem pelan "itu bukan hal besar yang mulia." katanya merendah.
KAMU SEDANG MEMBACA
EMPIRE | Nomin {END}
FanfictionJaemin adalah pangeran yang diasingkan, yang selalu disalah pahami karena garis keturunannya. Meski begitu, dia baik hati, ramah dan selalu tersenyum. Bertemu Jeno, pangeran Kekaisaran Heftin, si arogan yang benci dengan senyuman yang katanya tampak...