"malam haula sisa 2 minggu lagi." ujar Illard memakan jajanan yang dibeli Jaemin beberapa saat yang lalu. Sedang laki - laki manis itu sedang tampak sibuk mengunyah makanan lainnya dengan jenis berbeda.
Illard tebak, Jaemin hanya akan memakan sedikit sebelum kemudian menyodorkan sisanya pada Illard seperti yang sejak tadi ia lakukan.
"itu masih lumayan lama." komentar Jaemin, tapi ia tiba - tiba beku, menghentikan acara makannya lalu melirik kearah Illard.
"apa?" tanya Illard menatap aneh dengan sorot Jaemin menatapnya.
"Setelah acara Haula, apakah rombongan kekaisaran akan kembali ke kota kekaisaran?" tanya Jaemin serius.
"tentu saja. apa yang kau harapkan? mereka menetap disini? yang benar saja." Illard mengibaskan tangannya.
"itu berita buruk." Jaemin membekap mulutnya dengan kedua tangannya.
"apanya?"
"aku cuma punya waktu dua minggu." sambung Jaemin.
"waktu apa?"
Dan kemudian Jaemin diam, sibuk dengan fikirannya tanpa menjawab pertanyaan yang sejak tadi Illard ajukan, membuat Illard menatapnya datar. Tapi selesai dengan pikirannya yang tidak beberapa lama itu, Jaemin mulai kembali memasukkan satu suapan besar kedalam mulutnya.
Illard sampai menggeleng tidak percaya melihat betapa cepatnya dunia berubah didalam kepala Jaemin.
"ngomong-ngomong, soal Haula jadinya kau ikut atau tidak?" tanya Illard penasaran.
Jaemin mengangkat bahunya acuh, yah mau bagaimana, ia juga tidak tau jawaban dari pertanyaan Illard.
"yang ini terlalu asin." ucap Jaemin menyingkirkan makanan yang baru saja ia coba dengan wajah kecut. "adikkuh, kau boleh memiliki yang itu." sambung Jaemin mendorong makanan itu pada Illard.
Saat ini mereka sedang berada di Istana Jaemin, tepatnya di halaman belakang, diatas balai dekat danau kecil, ditemani banyak sekali jajanan yang Jaemin beli saat bersama Jeno beberapa saat yang lalu.
Mengingat bagian ini, Jaemin jadi merasa sedikit sedih.
Sebenarnya Jaemin membeli jajanan itu untuk Jeno. Ia kan dapat perintah untuk menemani Jeno berkeliling sambil mengenalkan Toras pada putra kedua kekaisaran itu.
Sayangnya, sepertinya Jeno tidak begitu menyukai makanan. Dia benar - benar makan hanya untuk hidup. Berbeda dengan Jaemin dengan prinsipnya yang ia junjung tinggi 'hidup untuk makan enak'.
Jaemin menghela nafas pelan, sekali lagi, Jaemin sedih.
Karena itu, Jaemin harus memutar otaknya lagi besok, memikirkan bagaimana menemukan hal yang bisa Jeno nikmati saat keluar bersamanya. Dia tidak boleh jadi satu - satunya yang menikmati waktu mereka.
Jaemin sudah bertekad, dia akan mnggunakan kesempatan yang Raja beri padanya dengan baik untuk memikat Pangeran Kedua Kekaisaran dan Jaemin punya 2 minggu untuk itu. Tentang bagaimana terus berada didekat Jeno setelah 2 minggu, Jaemin akan memikirkan itu nanti.
Karena jika dibiarkan berjalan semau Jaemin, sepertinya hubungan mereka tidak akan baik. Jeno seperti sangat tidak menyukai usul untuk menjadi akrap dengan Jaemin.
Tapi tak apa, akan aneh jika hal baik sebesar Jeno mudah ditaklukkan. Dia layak mendapat rintangan untuk bahagia sebesar Jeno, pikir Jaemin sambil mengangguk yakin, ia setuju dengan pikirannya sendiri.
"apa orang tuamu tidak penasaran?" Pertanyaan Illard memecah hayalan Jaemin.
"soal apa?" tanya Jaemin. Illard mungkin tidak akan memaafkannya kalau tau ia menghayal soal Jeno sampai membuatnya lupa pembahasan mereka sebelumnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
EMPIRE | Nomin {END}
FanfictionJaemin adalah pangeran yang diasingkan, yang selalu disalah pahami karena garis keturunannya. Meski begitu, dia baik hati, ramah dan selalu tersenyum. Bertemu Jeno, pangeran Kekaisaran Heftin, si arogan yang benci dengan senyuman yang katanya tampak...