42

7.1K 609 15
                                    

Semakin hari, kesehatannya semakin menurun.

Tabib menggeleng lemah dihadapan selir yang jatuh lemas kelantai yang dingin.

Ini adalah hari ke-3 Jaemin berbaring disana. Tanpa kabar baik sama sekali.

Kata tabib, denyutnya semakin melemah dari hari ke hari. Dia memberitahu pada orang - orang untuk tidak berharap banyak.

Jeno diam ditempatnya duduk diruang tengah istana Jaemin.

Hyunjin juga Raja ada disana.

Jangan lupakan Illard. Dia sama dengan Jeno, beku ditempatnya.

"Pangeran Jeno." itu Rania.

Jeno mengangkat kepalanya, menatap kearah tangan Rania yang mengulurkan sesuatu.

"Ini surat dari pangeran Jaemin. Nama anda disana, jadi saya rasa itu untuk anda." ucap Rania.

Dan dengan gerakan lambat, Jeno meraih kertas itu.

Jeno bangkit dari duduknya sebelum berjalan menjauh dari sana.


"Apa yang Jaemin katakan?" Tanya selir begitu Jeno berniat berjalan kembali keruang tengah.

Jeno diam sebentar.

"Yang mulia,." Jeno menunduk, tidak berani mengangkat kepalanya, kantung matanya tampak jelas di wajah tampannya. Seoalah menjelaskan dengan baik bahwa dia sangat tidak baik - baik saja dengan kondisi Jaemin.

Selir paling tau, beberapa hari ini Jeno adalah orang yang tidak pernah meninggalkan istana Jaemin. Dia selalu di sana. Entah disamping Jaemin atau diposisi paling sudut kamar tidur Jaemin.

Jeno seolah yang paling tidak ingin pergi dari sana, lebih dari selir dan siapapun.

"Tidak perlu menyalah dirimu sendiri." Selir berusaha menenangkan.

"Mereka bilang, Jaemin tidak akan selamat." Jeno menunduk dalam.

"Yah, aku mengerti perasaanmu."

"Tidak, anda tidak mengerti." ucap Jeno dingin. Dia menjadi jauh lebih tidak bersahabat sejak kondisi Jaemin menjadi semakin buruk "Seorang ibu yang sanggup mengabaikan anaknya selama bertahun - tahun, anda tidak akan mengerti, nyonya." sambungnya dengan nada yang jauh lebih dingin.

"Seandainya waktu bisa di putar." ucap Jeno pelan sebelum berlalu pergi dari sana.

Tapi meski dengan suara yang teramat pelan, selir mendengarnya dengan baik.

"Yang mulia!" teriak Selir agak kencang, berusaha menghentikan langkah Jeno, dan itu berhasil.

"Maka kita hanya perlu memutar waktu." ucap Liora dengan binar yang tampak penuh dengan harapan.

Padahal Jeno hanya asal bicara.

"Aku mengenal seseorang yang mampu melakukan itu." ucap Selir bersemangat, binarnya tidak main - main.

"Seorang, Hioter?" tanya Jeno, ragu.

(Nt: Seseorang yang memiliki kemampuan memutar waktu.)

Jeno pernah baca bagian ini di buku yang membahas tentang nigma. Hioter adalah seseorang yang diwariskan sebuah nigma yang cukup langkah. Nigma itu adalah nigma untuk memutar waktu. Tapi hanya bisa dipakai sekali seumur hidup.

Selir mengangguk untuk menjawab pertanyaan Jeno.

Tapi masalahnya adalah, Jeno tau dengan baik. Seorang hoiter tidak akan mungkin membiarkan dirinya menggunakan sihir langkah yang hanya bisa ia pakai sekali seumur hidup untuk menyelamatkan Jaemin. Jelas harus ada pertukaran yang setimpal dengan itu.

EMPIRE | Nomin {END}Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang