38

6.1K 636 107
                                    

Jaemin tau pelakunya.

Hanya dari bisikan yang dilakukan orang itu padanya malam itu, Jaemin bisa tau banyak hal.

Ia pernah dengar kalimat yang sama sebelumnya.

Jaemin mungkin tampak bodoh, tapi dia diam - diam dengar semuanya.

Bahkan percakapan yang tidak benar - benar ingin dia dengar.

Ditengah tidurnya malam itu, ia sempat memiliki kesadarannya sebentar.

Dan karena kesadarannya yang sebentar itu, Jaemin bisa merangkai semuanya dengan baik.

Jeno bisa menyelesaikan kasus itu lebih cepat jika dia mau. Alih - alih fokus pada kasus pelecehan Jaemin, Jeno lebih fokus pada tambang ilegal, penyeludupan dan yang lainnya. Jaemin tau alasannya.

Itu karena Jeno takut dengan jawabannya. Dan fakta yang baru saja Jaemin dapat, terlalu melukainya.

"Jeno, apa kau mencintaiku?" tanya Jaemin kemudian.

Mereka masih ditempat yang sama.

Tepat didepan gerbang istana Jaemin dengan Jeno yang mendekapnya dan Jaemin yang mulai tenang dari tangisnya.

"Apa itu perlu jawaban?" Tanya Jeno setelah diam cukup lama.

"Em."

Tapi Jeno diam, bahkan setelah cukup lama menunggu, Jeno tetap diam.

Sejujurnya, itu menghancurkan hati Jaemin. Membuat ketakutan dalam kepalanya seolah menjadi realisasi yang nyata dengan diam itu.

Setelah menata hatinya. Jaemin melepas pelukan itu.

"Jeno, bahkan jika kau bohong, aku akan percaya." Kata Jaemin setelah jenuh dengan kediaman mereka.

Tapi Jeno masih diam.

Jaemin mengangguk kemudian.

"Jaemin aku,."

"Jeno kau belum yakin." Jawab Jaemin kemudian "Itu tanggung jawab. Karena aku matemu. Karena mate mu seorang omega s, dia tidak bisa hidup tanpamu. Tapi Jeno, kau,." Jaemin memberi jeda pada kalimatnya "kau belum yakin Jeno." Tambah Jaemin.

"Aku sedang berusaha." Ucap Jeno kemudian.

"Jeno, awalnya kau pikir kau iya. Kau pikir kau mencintaiku. Kau tidak suka melihatku terluka. Itu karena mate, kita terhubung satu sama lain." Jaemin menjelaskan dengan tenang.

"Tidak, bukan itu." sangkal Jeno cepat. "Mari sedikit lebih bersabar, hm?" Jeno berusaha membuat Jaemin mengerti.

"Apa kau mencintaiku?" tanya Jaemin, lagi.

Tapi Jeno, dia tetap diam pada posisinya.

Mudah untuk Jeno menjawab itu, tapi rasanya itu bukan waktu yang tepat. Belum sekarang. Jadi Jeno tidak memberi jawaban apa - apa atas pertanyaan yang terdengar menuntut itu.

Tapi Jaemin merasa hancur diatas kediaman itu.

Dari sisi Jaemin, itu pertanyaan yang terlampau sederhana dan mudah. Jaemin butuh validasi untuk menenangkan takutnya, untuk meredam bising dikepalanya, untuk menurungkan detak jantungnya yang semakin menggila karena khawatir.

Tapi sialnya, diam Jeno terlalu panjang.

Diam itu seolah membenarkan semua bising dikepala Jaemin.

Dan Jaemin benci itu.

"Jeno, itu tidak apa - apa." Ucap Jaemin kemudian meruntuhkan hening diantara mereka. "Aku mengerti." sambungnya.

Dia melihat tatapan frustasi dimata Jeno. Jeno tidak ingin bohong tapi belum siap untuk mengatakan cinta. Bahkan ketika dia siap untuk menikahi Jaemin.

EMPIRE | Nomin {END}Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang