Jaemin agak sediki kaget ketika terbangun dari tidurnya dan mendapati wajah tampan Jeno sebagai hal pertama yang ia temukan disana."Jeno, kau mengagetkanku." ucap Jaemin dengan suaranya yang masih serak, ia mengelus dadanya pelan berharap degupnya membaik.
Ada hening yang lumayan panjang disana.
Sampai Jeno akhirnya memutuskan untuk membawa Jaemin masuk kedalam dekapannya.
Jaemin hanya mengikuti semua yang Jeno lakukan tanpa perlawanan sama sekali. Semua orang tau betapa cintanya Jaemin pada Jeno.
"Jadi,." bisikan Jeno menggantung ditelinga Jaemin.
"Em?" dan Jaemin berusaha memperjelas.
"Apa kau senang mereka menyentuhmu?" Tanya Jeno masih dengan bisikan dengan suara rendah yang sama.
Jaemin diam, sedikit kaget dengan pertanyaan yang Jeno ajukan secara tiba - tiba.
"Bagaimana rasanya?" tanya Jeno lagi. "Kau pasti menikmatinya, melihat berapa banyak bercak memar di tubuhmu."
"Jeno,.. itu,-"
"Yah, lagi pula, ibumu juga seorang simpanan, kalian sama saja." Potong Jeno.
Jaemin berusaha keluar dari dekapan itu, berusaha untuk menangkap wajah Jeno ketika mengatakan kalimatnya.
Tapi tidak perlu terlalu berusaha, karena sebelum itu, Jeno mendorongnya kuat. Mengganti posisinya, dan membuat yang lebih dominan berada diatas.
Jaemin kaget, tentu saja. Gerakan tiba - tiba itu terbilang sangat kasar. Tapi lebih kaget ketika Jeno dengan kasar kembali mendekat dan mencium bibirnya kasar.
Jaemin memberontak, sama seperti yang ia lakukan ketika orang - orang itu melecehkannya.
Bayangan yang terjadi ketika orang - orang asing itu menyentuhnya berputar dikepalanya. Itu menakutkan dan Jaemin tidak bisa menolong dirinya untuk selamat dari itu.
Jeno melepas tautan mereka dengan benang saliva yang menjuntai cukup panjang.
"Jen-"
"Jadi kau lebih menyukai siapa Jaemin?" Tanya Jeno, matanya menajam, ada kilat marah disana. Jaemin ciut ditempatnya, berusaha bersuara tapi pada akhirnya yang keluar hanya nafasnya yang putus - putus. Ia tidak bisa.
Entah sejak kapan, tangan Jeno disana. Mencekik perpotongan lehernya kuat.
"Katakan padaku, kau jalang!"
Jaemin mencoba lagi dan lagi, tapi dia tidak bisa. Tangan itu semakin kuat dan membuat udara yang ia hirup semakin menipis. Tatapan Jeno semakin menakutkan, kilat biru dimatanya dan senyuman licik dibibirnya.
"Jaemin!"
Jaemin membuka matanya sembari menarik nafas rakus. Tubuhnya berkeringat dan ada Jeno yang berdiri disampingnya sembari menatik pergelangan tangannya. Jaemin bisa merasakan cekalan itu pada kedua pergelangan tangannya, kuat.
Ah Jaemin baru saja terbangun, itu mimpi. Kali ini Jaemin kembali mencekik lehernya sendiri, lagi.
Jeno duduk disana setelah berhasil menyingkirkan tangan Jaemin menjauh.
"apa yang kau lakukan?" tanya Jeno dengan suara dingin.
Jeno baru kembali setelah mengambil makanan yang ia pesan pada pelayan ketika ia mendapati Jaemin mencekik dirinya sendiri dalam tidurnya.
Jeno pikir, Jaemin sedang di luar kendali lagi.
Jeno pikir Jaemin berusaha mencelakai dirinya sendiri.
KAMU SEDANG MEMBACA
EMPIRE | Nomin {END}
FanfictionJaemin adalah pangeran yang diasingkan, yang selalu disalah pahami karena garis keturunannya. Meski begitu, dia baik hati, ramah dan selalu tersenyum. Bertemu Jeno, pangeran Kekaisaran Heftin, si arogan yang benci dengan senyuman yang katanya tampak...