34

5.7K 581 22
                                    

Itu adalah hari ke-6 mereka dipenginapan hingga Jeno masuk kedalam kamar Jaemin dan menyuruh si manis untuk segera bersiap karena mereka akan kembali.

Meski Jaemin terus mengatakan ia tidak apa jika harus disana untuk Waktu yang lama, Jeno tidak bodoh untuk melihat sinar yang semakin redup diwajah Jaemin dari hari kehari.  Jaemin mungkin tidak nyaman tinggal ditempat yang asing, pikir Jeno. Mengingat itu pertama kalinya setelah sekian lama. Karenanya Jeno berusaha sebisanya untuk segera Kembali ke kota kekerajaan Toras.

Penutupan Haula sudah selesai diselenggarakan dan ulang tahun Jeno lewat tanpa perayaan seperti yang selama ini selalu dilakukan.

Jeno meniadakan perayaan ulang tahunnya tahun ini. Alasannya jelas. Dia terlalu sibuk untuk kasus yang sedang ia selidiki dan tidak ingin Kembali sebelum itu selesai. Dia juga tidak berusaha mengirim Jaemin Kembali. Jeno tidak ingin Jaemin sendirian disana ketika pelaku yang berusaha melukainya masih belum tertangkap sama sekali.

Bahkan untuk mempercayai Raja, Jeno tidak mau. Dia ingin menangani miliknya sendiri.

Jadi dengan alasan itu, Jeno menahan Jaemin disisinya.

Meskipun tidak benar - benar disisinya, karena Jeno banyak melakukan penyelidikan. Jadi waktunya banyak ia habiskan untuk berfikir dan kesana kemari. Hanya ketika ia kembali dimalam hari, dia akan singgah sebentar untuk menatap wajah terlelap Jaemin.

Jaemin tidak banyak bertanya pun protes. Seolah dia begitu paham dengan semua yang Jeno lakukan.

Berita baiknya adalah Jeno punya Ram dan Dean yang sama kompetennya hingga penyelidikannya selesai jauh lebih awal. Meski Jeno sebenarnya juga sudah siap jika harus disana selama beberapa saat. Dia sudah menyewa penginapan seluruhnya.

Ram dan Dean juga bisa ia percaya untuk menjaga Jaemin jika dia tidak disana. Karena selain cerdas keduanya cukup gesit jika harus berhadapan dengan pedang.

Dean adalah salah satu pengawal putra mahkota kekaisaran sedang Ram adalah kepala pengawal bayangan kerajaan.

Jeno pikir, semuanya sempurna.

"Jeno, apa kita akan pulang hari ini?" tanya Jaemin ada sedikit binar diwajahnya yang redup.

Jeno mengangguk. Tidak terlalu sempat memperhatikan binar itu, karena dia juga sama lelahnya.

Jeno memasukkan beberapa pakaian yang Jaemin beli salama disana.

"apa kau ingin membawa baju ini juga?" tanya Jeno pada Jaemin yang duduk sambil menyulam sesuatu, Jeno pikir itu sarung tangan. Ia sempat memeriksanya ketika mampir beberapa malam yang lalu.

Jaemin menggeleng "bisakah kita hanya meninggalkan semuanya Jeno?" tanya Jaemin kemudian. Dia tidak ingin Jeno repot karenanya, lagipula dia punya banyak itu di istananya.

"baiklah." jawab Jeno kemudian. "bersiaplah, aku menunggumu didepan." Sambung Jeno sebelum meninggalkan tempat itu.

Jaemin tersenyum.

Jaemin bangkit dari duduknya, berusaha untuk meraih punggung Jeno yang melangkah menjauh untuk memeluk punggung besar itu.

Jaemin terlalu peka untuk sadar, Jeno kelelahan. Dia hanya berusaha melepas sedikit lelah Jeno.

Tapi belum sempat langkahnya berjalan mendekat,

"Jen,-" suara Jaemin tertahan.

"tidakkah kau malu?"

"tingkahmu banyak sekali."

"Kau pikir dia akan suka kau melakukan itu?"

"Kau pikir Jeno akan peduli jika kau bilang sesuatu padanya?"

EMPIRE | Nomin {END}Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang