Jennie pov
Aku baru saja menyelesaikan meeting di luar dengan client ku. Aku mampir ke sebuah toserba membeli beberapa barang dan bahan pangan agar aku bisa membawanya kerumah untuk anakku. Aku dalam kesulitan ketika aku membawa dus sedang dan bebrepa kantung belanjaan.
Chu dan ayahku menghubungiku untuk menyuruhku kembali ke perushaan dan apa yang mereka inginkan?.
"Ck! Aku sedang membawa belanjaan!" Kataku merutuk dalam panggilan karna sungguh aku kesulitan sekaranh.
"Tapi kau harus benar kembali ke perushaan jennie.. chu dan temannya sudah menunggu! Sesuatu yanh penting ingin di bicarakan mereka" ayahku berkata. Siapa? Ya ampun chu! Aku akan membakarnya lain kali! Dia benar tidak tau aku sibuk?.
"Siapa? Ya ampun.. aku sedang kesulitan! Suruh dia menunggu apa tak bisa?"
"Yah mandu! Jangan lamban atau kau akan menyesal seumur hidupmu!" Aku mendengar suara chikin itu berteriak. Sialan! Dia memang sialan!.
"Sial! Awas kau chu! Aku akan membunuhmu lain kali" kataku dan aku benar dalam kesulitan sekarang, aku perlu mengakhiri ini atau semua barangku akan jatuh. "Ok aku akan kesan sebentar lagi. Aku kesulitan.. Bye dad" kataku dan aku menutup panggilan. Aku ingin menyimpan ponselku sampai barangku jatuh semua. Sudah aku katakan aku repot.
Semua barangku berhamburan dan ya ampun! Membuat aku repot saja! Bagaimana aku merapihkan ini?.
"Biar aku bantu Maam.." seseorang mencoba membantuku dan ah aku akan merepotkan ya.
"Ah maaf merepotkanmu" kataku dan dia tersenyum sambil merapihkan barang barangku. Dia membantuku memasukan semua barang ke dalam kardus dan kantung.
Dia adalah seorang anak muda yang bersikap manis dan sopan padaku. Dia benar benar membantuku untuk mengemasi barang barangku ke dalam kardus dan kantung kembali.
"Biar aku bantu bawakan, apa kau ingin naik taksi atau bus?" Tanyany dan itu sangat merepotkan tapi aku juga buruh bantuan.
"Ah kebetulan aku membawa mobil"
"Tunjukan dimana mobilmu"
"Ah kau tak perlu repot aku bisa membawanya" kataku.
"Tak apa.. aku tak repot.. jadi? Dimana Maam?" Dia berkata dan aku melihat dia kesulitan.
Aku menunjukan jalan untuknya ke mobilku. Aku segera membuka bagasi mobil ketika kami sampai, dia membantuku juga meletakan barang barangku di bagasi mobilku.
"Sudsh semua" katanya dan dia memberitakan tangannya.
"Terima kasih banyak" kataku dan dia tersenyum kemudian merunduk sopan.
"Sama sama... kalau begitu aku pamit pergi" katanya dan sebelum dia pergi aku menahannya. Mungkin aku bisa memberikan bebrrapa uang padanya.
"Ah sebentar.. ini.. ambilah.. untuk mu.. anggap saja upah kau membantuku.. untuk mu membeli apa saja" aku berkata dan menyerahkan bebrspa lembar uang.
Dia mendorong kembali tanganku dan menolak itu secara sopan. "Maaf,. Dan terima kasih.. tapi kau tak perlu memberikan apapun padaku.. aku tulus membantumu karna tadi aku melihat anda kesulitan" katanya dan kenapa dia sangat manis sekali? Ya ampun.. jarang pemuda jaman sekarang berbaik hati seprtinya.
"Sungguh? Aku tak masalah.. ambil saja.. untukmu" kataku dan lagi lagi dia menolak.
"Terima kasih Maam.. tapi aku benar tak bisa menerimanya. Dadaku selalu mengajarkan ku untuk tidak menerima apapun setiap kali kau membantu seseorang" katanya dan kenapa aku terpengaruh? Dia anak yanh manis dan baik hati. Aku tersentuh mendengarnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Sky & butterfly
FanfictionPerceraian jennie dan lisa 17 tahun silam membuat kedua anak mereka harus di korbankan secara mental dan bantin. Perpisahan keduanya membuat luka satu sama lain yang masih membekas hingga 17 tahun kemudian. Dan ajaibnya, takdir mempertemukan kedua...