37. She's gone

6.1K 732 58
                                        

Author pov

Lisa dan teman temannya kini berada di kediaman jennie. Sudah dua hari nanon tidak kembali kerumahnya dan entah sedang berada dimana anak itu. Dia bahkan tak mengabari atau sekedar membalas pesan dari mereka semua.

Tak ada yang tau dimana keberadaannya, bahkan teman temannya sendiri dan juga mantan kekasihnya tak tau dimana dia sekarang. Nanon benar benar menghilang.

Rasa khwatir dan cemas kini semakin memuncak, jennie sudah kalut dan tak bisa berfikir jernih ketika sang anak bahkan tak dapat di hubungi. Benarkah sesuatu terjadi dengan anak itu? Jennie berharap bahwa anak itu bahkan baik baik saja di luar dan kembali kerumah.

Jennie tengah menangis di bahu rose, di sisi sisinya ada teman temannya yang mendampinginya. Joy dan Irene berusaha untuk menenangkan jennie dari stress yang melandanya.

"Aku takut rose... aku takut sesuatu terjadi dengannya di luar sana..." jennie menangis tersedu sedu di bahu rose.

Lisa menoleh, melihat jennie dalam keadaan kacau sekarang. Astaga.. dia juga tak tega ini berkepanjangan untuk mereka, tapi... dimana lisa harus mencari sang putri?.

"Sudah eonnie.. aku yakin nanon akan baik baik saja.. sudah.. kau jangan terlalu stress" rose mengusap usap kepala jennie di bahunya mencoba menenangkannya.

"Itu benar jennie.. ingat! Kau sedang hamil.. jangan sampai stress atau sesuatu akan terjadi dengan bayimu" Joy berkata dan mereka semua setuju soal itu.

"Bagaimana aku bisa tenang? Putriku bahkan tak bisa di hubungi sampai detik ini" katanya dan mereka memilih untuk diam saja dan tak mengatakan apapun lagi. Mungkin jennie butuh sesuatu untuk tenang.

Sementara itu..

Lisa dan teman temannya juga masih bungkam dan belum memikirkan sesuatu untuk menemukan dimana anak itu. Kehilangan nanon benar benar menjadi misteri bagi mereka.

"Hah... haruskah kita melapor pada polisi? Untuk kasus orang hilang?" Wendy bertanya dan merka semua menatap Wendy.

"Bisa saja, tapi... ini nanon melarikan diri.. bukan di culik. Bagaimana kita melapor?" Moon bertanya dan itu benar.. itu bisa saja, tapi akan semakin rumit jika polisi ikut andil.

"Kita akan menyewa beberapa orang untuk mencari nanon.. aku yakin anak itu tidak kemana mana dan masih ada di sekitar sini" jisoo berkata dan lisa setuju.

"Aku setuju, tapi... jika dalam tiga hari anak itu benar tidak pulang? Aku akan memanggil polisi untuk ikut mencarinya" lisa berkata dan mereka semua mengangguk anggukan kepalanya.

Sementara itu di luar...

Atasa dan yeri tengah duduk di teras rumah sedang berbincang memikirkan dimana nanon berada. Atasa tidak pernah habis fikir dengan anak itu, mengapa selalu egois dan keras kepala bahkan dengan tega menjnggalkan ibu mereka yang kini bersedih memikirkan? Hah... atasa benar tak habis fikir.

"Nanon benar kelewatan! Dia benar benar tidak memikirkan mommy sekarang! Benar keterlaluan!" Atasa berkata kesal sambil menggelengkan kepalanya tak percaya.

Yeri menatap atasa dan ya.. dia mengerti bagaimana rasa kesal atasa sekarang. Tapi... justru dia lebih mengerti posisi nanon sekarang karna dia tau persis bagaimana anak itu tumbuh dan merasakan sesuatu terhadap keadaan yang dia terima.

Yeri sudah tau semuanya, ternyata atasa adalah kakak nya nanon dan mereka bersaudara. Lisa adalah dadanya nanon yang selama ini anak itu benci, wajar jika anak itu pergi sekarang setelah semua dia ketahui.

"Dia harusnya mendengar mommy dan dada dulu! Kenapa sangat kerasa kepala sekali?" Katanya kesal dan yeri mencoba untuk menenangkannya.

"Eum... atasa? Aku mengerti bagaimana kekecewaan mu terhadap adikmu.. tapi.... Bisakah aku bicara padamu?" Tanyanya dan atasa menoleh mematap yeri.

Sky & butterfly Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang