Jennie pov
Pagi ini, aku menjalankan aktifitas sebagai Ibu untuk anakku. Aku sedang memasak sarapan untuk putriku tercinta. Huft... andai lisa dsn atasa di sini, mungkin aku bisa membuatkan sarapan juga untuk mereka.
"Morning mommy.." anakku menyapaku dan ketika aku menoleh dia tengah turun dari tangga.
"Morning baby.." kataku kembali memasak.
Aku akan membuatkan sarapan yang dia sukai, nasi goreng kimchi tentu saja. Apa lagi? Dia sangat suka itu.
"Mommy masak apa?" Tanyanya kembali menghampiriku.
"Nasi goreng kimchi kesukaanmu.." kataku tersenyum ke arahnya.
Dia bersandar di meja dapur di sisiku memperhatikanku memasak sarapan untuknya. Hm... aku bahkan belum bisa melupakan bayang bayang kenangan an yanh kemarin. Aku menyukainya dan berharap kami mendapatkan momen itu lagi.
"Mommy kenapa? Sepertinya mommy bahagia sekali? Ada apa?" Tanyanya dan itu benar, sejak tadi aku tidak berhenti tersenyum.
Aku menggeleng dan tersenyum malu Malu. "Tidak ada.. Hanya merasakan pagi yanh indah" kataku dan dia nampak curiga lagi padaku.
"Benarkah? Mommy tidak sedang jatuh cinta kan?" Katanya dan ketika aku menoleh dia tengah menatapku curiga.
Aduh.. kenapa dengannya? Memang kenapa jika aku jatuh cinta lagi? Toh itu juga dengan dadanya apa salahnya?.
"Memang kenapa jika mommy jatuh cinta huh? Kenapa kamu tampak tidak suka mommy bahagia?"
"Jadi benar mommy jatuh cinta lagi? Dengan siapa? Katakan! Sudah aku bilang aku tak mau mommy jatuh cinta lagi! Aku tak mau punya daddy baru...." Dia ngambek dan berakting seolah dia menangis disana.
Ya ampun.. bayiku.. kenapa memggemaskan sekali? Terkadang menyebalkan dengan kenakalannya tapi terkadang dia juga menggemaskan dengan tingkahnya yang sepeti ini.
"Yah! Kamu berlebihan! Mommy_"
"Tak mau tak mau tak mau~~~~ jangan mommy~~~ aku tak mau~~~" katanya dan merengek seperti anak anak. Aku memutuskan menghentikan sebentar memasak untuk menenangkan bayiku.
"Ya ya ya ya.. mommy tidak jatuh cinta.. sudah diam! Dan jangan menangis" kataku menghapus air mata palsunya.
"Bagus.. itu lebih baik.. jangan ada orang ketiga di antara kita ok?" Katanya dan aku tertawa. Apa yang dia katakan? Ya ampun.. bayi posesif ku.
"Dasar!" Aku mencubit pipinya sekilas dan kembali memasak.
"Baiklah.. aku berangkat ke sekolah ne" katanya dan tunggu.. dia belum sarapan.
"Yah! Kamu belum sarapan! Sarapan dulu!" Kataku dan dia cemberut disana.
"Tapi nanti aku akam terlambat" katanya dan aku mengecek arlojiku bahwa ini masih belum terlambat. Dia masih memiliki banyak waktu untuk itu.
"Yah! Mommy tau ini belum terlambat!" Kataku dan dia menyengir.
"Hehehe maksudku.. terlambat untuk... ya.. itu.. apa... Eum... menjemput seseorang" dia berkata kemudian menyengir menampilkan gunmy smile ya.
Tunggu? Apa yang dia maksud adalah menjemput temannya? Atau.... Oh ya ampun.. kekasih? Dia punya kekasih? Tidak mungkin!.
"Tunggu... apa maksudmu menjemput seseorsng? Apa kamu... Yah! Kamu sudsh punya kekasih huh?!" Kataku memukul lengannya yanh membuat dia terkekh menggaruk tengkuknya.
"Eum.. bukan pacar.. tapi.. akan.. akan jadi pacar" katanya dan aku melotot tajam ke arahnya. Oh shit! Tidak!! Bayiku tidak boleh punya pacar! Jika begitu aku belum siap untuk dia lebih banyak waktu denhan kekasihnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Sky & butterfly
FanfictionPerceraian jennie dan lisa 17 tahun silam membuat kedua anak mereka harus di korbankan secara mental dan bantin. Perpisahan keduanya membuat luka satu sama lain yang masih membekas hingga 17 tahun kemudian. Dan ajaibnya, takdir mempertemukan kedua...