Jennie pov
"Dia sudsh baik baik saja.. kami sudsh menanganinya denhan baik, jangan khwatir" dokter berkata setelah dia menangani anak kami di dalam.
"Tapi dok? Dia mengalami sesak nafas sebelumnya.. apa benar itu tak apa?" Lisa bertanya dengan khawatir tentang anak kami. Sejak tadi dia terlihat panik dan cemas melihat anak kami kehilangan nafasnya.
"Tak apa.. itu karna dia kelelahan sehingga mengalami tifus, Jadi? Biarkan dia beristirahat sementara waktu sampai benar benar pulih" katanya dan kami mengangguk paham.
Dokter menjelaskan beberapa cara pencegahan dan tips untuk menjaga kesehatan anak itu. Oh nanon memiki riwayat asma sesak nafas menurun dariku. Ugh! Aku tau itu.. pasti ini akan terjadi pda anak anakku.. nanon akan menuruni diriku, tapi aku tak tau apa atasa juga akan mengalami hal yang sama? Semoga saja tidak.
Setelah selesai berkonsultasi, kami keluar dari ruangan dokter dan akan pergi ke ruangan anak kami. Dia sudsh di pindahkan keruang rawat inap oleh dokter.
"Lalisa!!!" Kami menoleh dan itu adalah teman teman kami yang datang secara bergerombolan. Oh ya, kami memberitahu mereka saat Irene eonnie ingin mengajak aku minum kopi pagi ini. Aku katakan aku tak bisa karna nanon sakit.
"Yo yo yo whatsup! Kau_" lisa menutup mulut seulgi yanh terlalu berisik di rumah sakit. Itu wajar, tak seharunya mereka berisik di rumah sakit.
"Jaga sikap! Kalian dirumah sakit" lisa memperingati teman temannya.
Aku menginjak kaki para idiot dan akan pergi ke teman temanku. Aku akan mengajak mereka untuk melihat anak kami. "Jen? Bagaimana dengan keadaan bayi besar kita? Dia baik baik saja kan?" Irene unnie bertanya dengan cemas.
"Tak apa.. dokter bilang dia tifus karna kelelahan" kataku dan mereka bernafas lega disana.
"Syukurlah.. aku pikir bayi besar kita sakit sesuatu?" Rose mengelus dadanya.
"Jangan katakan itu rose!" Irene unnie memperingatinya dan aku hanya terkekeh. Joy? Sejak tadi lebih banyak diam, ada apa? Dia memiliki masalah? Aku membiarkannya dan mungkin? Aku akan menanyakannya nanti.
Kami masuk ke dalam ruangan anakku dan melihat dia akan di suntik oleh perawat. Dia sedang menjerit, mencoba kabur dari jarum suntik yang akan mengenai tangannya.
"Tidak!!! Mommy~~~~ tolong aku~~~ aku ingin di suntik~~~" dia menjerit ketakutan dan hampir menangis di ranjangnya.
Tubuhnya mengkerut, dia memeluk lututnya dan mencoba mengancam perawat itu untuk tidak menyentuh kulitnya dengan jarum suntik itu.
"Tidak~~~~ jika kau menyuntikku! Aku akan menghajarmu!" Katanya mengancam dan ya ampun.. astaga... anak itu! Mengapa dia sangat kenak kanakan?!.
"Pfttt! Nanon sepertimu lisa" aku mendengar jisoo unnie mengejek anakku. Oh tapi itu benar, kalian perlu tau bahwa lisa sangat takut jarum suntik dan ya.. jika kalian ingin melihat lisa ketakutan dengan jarum suntik? Maka lihat saja anaknya ini.
"Tidak!!! Mommy~~~" dia mulai menangis dan sekarang waktunya aku yang menanganinya.
Aku mendekati anakku dan mencoba memegangi tubuhnya agar dia mau di suntik. Ya ampun... kenapa dia benar kenak kanakan sekali?.
"Lisa! Bantu aku!" Aku memelototinya dan menyuruhnya untuk bergerak membantuku memegangi anaknya yang kini tengah memberontak menghindari perawat.
"Nanon! Ini hanya sebentar! Tidak sakit! Jangan berlebihan!" Kataku memperingatinya tapi dia bahkan tak mendengarkan aku.
"Brody~~~ tolong aku~~~ jauhi jarum suntik itu~~~" dia menangis dan bahkan tak ingin keluar dari balik bantalnya.
Aku memelototi lisa dan dia segera paham ketika aku hanya menatapnya tajam. Dia memegangi tangan anak kami kemudian menguncinya agar dia tidak memberontak kembali.
KAMU SEDANG MEMBACA
Sky & butterfly
FanficPerceraian jennie dan lisa 17 tahun silam membuat kedua anak mereka harus di korbankan secara mental dan bantin. Perpisahan keduanya membuat luka satu sama lain yang masih membekas hingga 17 tahun kemudian. Dan ajaibnya, takdir mempertemukan kedua...