39. Sky dan buttefly

6.1K 741 61
                                    

Beby pov

Satu bulan sudah, sejak terakhir aku mendapatkan surat pesawat kertas dari nanon. Aku pikir aku akan mendapatkannya lagi? Tapi ternyata itu surat pertama dan terakhir untukku. Kenapa? Ya ampun... kenapa bahkan rinduku semakin menggebu gebu pada anak itu? Apa aku sudah mencintainya terlalu dalam? Bahkan aku terus berushaa mencarinya kemanapun dia berada.

Aku berada di sekolah sekarang, berjalan dari perpustakaan menuju kelasku. Pikiranku melayang, mencari dimana keberadaannya. Kenapa kamu membuat aku terus merindukanmu? Kamu tau? Aku benar masih mencintaimu.

Yeri melintas di depanku dan aku segera memanggilnya karna siapa tau dia tau dimana nanon.

"Yeri" Panggilku dan dia menoleh, aku segera berlari kecil menghampirinya. "Hay.." sapaku tersenyum ke arahnya dan dia menyapaku kembali.

"Oh hai Beb.. ada apa?" Tanyanya dan aku tersenyum ke arahnya.

"Tak apa.. hanya ingin tau apa nanon sudah pulanh? Atau masih sma saja?" Tanyaku dan dia menghela nafasnya kemudian menundukan wajahnya.

"Belum Beb... kami semua masih mencarinya... atasa bilang dia juga masih mencari anak itu bersmaa dadanya" katanya dan aku kembali menghela nafasku dan ikut menundukan wajahku. Ya ampun.. nanon? Apa Kau serius ingin menghilang dari kami?.

Yeri mengajakku untuk pergi ke kelas bersama. Kami berjalan di koridor bersama untuk menuju kelas kami masing masing.

"Sebenarnya apa yang dia lakukan sampai sampai bahkan keluarganya pun tak tau dimana dia?" Tanyaku dan yeri mengangkat bahunya.

"Entahlah beb... anak itu memang keras kepala.. sulit untuk menebak apa yanh dia lakukan dan untuk apa.. tapi.. aku tau kenapa dia bisa sepetti itu.. karna.. ya kau tau kan? Dia tumbuh sebagai anak broken Home" yeri berkata dan ya aku tau itu.. dia sering mengatakan bahwa dia sangat membenci dadanya dan tak ingin menemuinya. Aku bahkan pernah melihnya menangis kemarin sebelum dia menghilang.

"Kau tau yeri? Sebelumnya aku mendapat surat darinya.. hanya sebuah kata i miss you to.. bukan apa apa.. tapi aku yakin dia ada di sekitar kita dan masih memperhatikan kita maybe?" Kataku dan dia berhenti sebentar menatapku.

"Benarkah?" Tanyany memastikan dan aku mengangguk pasti. Aku menunjukan surat itu padanya sebagai bukti, aku selalu membawanya kemanapun karna itu yang bisa aku miliki darinya selama aku merindukannya.

"Ya Tuhan... kau benar... semoga saja dia benar masih baik baik saja di sekitar kita" katanya dan aku berharap juga begitu.

"Aku harap juga seprti itu" kataku menyimpan kembali surat yang aku dapatkan darinya.

"Beb? Kau begitu ingin tau tentangnya.. apa kau masih mencintainya?" Tanyanya dan aku kembali menatapnya terdiam. Ya.. aku akui itu.. tapi... aku terlambat mengatakannya.

Aku menganggukk pelan sambil menundukan pandanganku. "Ya begitulah yeri.. tapi aku terlambat mengatakannya padanya.. andai aku memaafkannya dan mengatakan segalanya.. mungkin kami bisa bersama sekarang" kataku dan dia tersenyum kemudian mengusap bahuku pelan.

"Tak apa beb.. berdoa saja semoga nanon kembali dan kau mendapatkan kesempatan itu lagi" katanya dan semoga saja.. semoga saja itu benar terjadi.

"Semoga saja.. terima kasih yeri" kataku tersenyum.

Ponselnya bergetar di saku nya dan dia segera mengambilnya. "Atasa?" Gumamnya mengerutkan dahinya. Oh ya aku dengar dia juga dekat dengan atasa kakany nanon.

"Yeoboseyo?"

"Oh ne... sampai jumpa sore nanti" dia berkata dan mengakhiri panggilannya.

"Ah maaf ya Beb.. kita harus terganggu sebentar... atasa, dia ingin menjemputku sore nanti" katanya dan aku tak masalah soal itu.

Sky & butterfly Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang