Author pov
Lisa, mengantarkan jennie pulang kerumahnya pada malam hari. Mereka bersenang senang dan tampak bahagia belakangan ini untuk menjalin keromantisan bersama. Sungguh, hidup jennie dan lisa saling melengkapi satu sama lain untuk saat ini. Apalagi, anak anak mulai dekat dengan mereka. Semoga nanon juga cepat memahami situasi agar kebahagiaan mereka semakin lengkap.
"Nanon belum pulang?" Tanya lisa ketika dia mengantarkan jennie masuk ke dalam sambil menggandeng tangannya.
"Seprtinya belum? Motornya belum terlihat" jennie berkata dengan kaki yang melangkah masuk ke dalam.
"Hahaha, apa dia sangat menyukai motor jen?" Lisa bertanya sambil terkekeh.
Mereka sampai di dalam dan jennie melepas pelukan tangannya di lengan lisa. "Uhum.. bahkan dia sering sekali keluar malam dan pulang terlalu larut" jennie mengeluh sambil mempoutkan bibirnya.
Lisa tertawa, dia hanya mengingat tentang dirinya di masa lalu.
Itu benar, dia nakal! Sangat nakal dan bahkan terlibat dalam geng motor bersama rekan rekannya. Setiap kali dia pergi keluar rumah sudah bisa di pastikan bahwa dia akan mendapat banyak luka hantaman karna sering kali bertengkar.
"Aku jadi teringat tentang diriku di masa lalu.. aku sama nakalnya seprti dia" katanya dan jennie terkekeh.
"Jelas bukan jika dia anakmu? Sudah aku katakan itu" jennie berkata dan itu membuat lisa terkekeh senang. Jelas dia bahagia jika anak anak sangat mirip dengannya.
"Lalu? Bagaimana dengan atasa? Apa dia juga sama nakalnya?" Tanya jennie dan lisa tersenyum sambil menyimpan kedua tangannya di saku celananya.
"Jennie... mereka anak remaja yang sedang mencari jati diri mereka. Aku tidak mengatakan atasa tidak nakal, dia mungkin menjalani kehidupan remajanya di luar sana tanpa aku ketahui.. akan tetapi aku tidak akan melarangnya dalam melakukan apa yang ingin dia lakukan.. aku akan membebaskannya, karna aku percaya anakku tau batasan" lisa berkata dan itu membuat jennie terkejut dengan jawaban lisa. Sungguh? Bagaimana mungkin lisa bisa bersikap sedewasa itu?.
"Aku pernah di posisi mereka yang menjalani kehidupan remaja ku.. bahkan kamu tau aku lebih nakal dari mereka bukan? Itu sebabnya aku tak ingin menjadi penghalang kesenangan nya" katanya dan jennie tersenyum kagum melihat lisa yang kini sudah bisa berfikir dewasa.
"Kenapa kamu dewasa sekali? Aku terkejut mendengarnya" jennie berkata dan lisa terkekeh sambil memeluk pinggang jennie dengan satu tangannya.
"Aku harus berubah jennie.. demi kamu dan anak anak" jennie, tak dapat menyembunyikan perasaan bahagianya saat ini. Dia benar sangat bahagia mendengarnya.
"Aku mencintaimu.. apa kau tau itu?" Jennie memeluk leher lisa dan tersenyum begitu lebar menatapinya.
"Aku tau.. itu sebabnya kamu disini bersamaku" katanya dan mereka terkekeh bersama.
Tak lama kemudian nanon tiba di rumahnya. Wajahnya terlihat muram dan tak bersemangat seperti memiliki banyak masalah.
"Aku pulanh.." katanya dan keduanya segera melepas pelukan mereka.
Jennie menoleh dan menjadi salah tingkah, dia takut nanon melihat adegan mesra itu sehingga membuatnya marah. Tapi tidak, nanon bahkan terlihat tertunduk sejak tadi dan muram.
"Ah baby.. kamu baru pulang?" Jennie bertanya dan anak itu hanya menganggukan kepalanya malas.
"Uhum.." dia bergumam mengusap bola matanya yang terasa gatal. Dia sudsh mengantuk dan kepalanya terasa sakit, bahkan nafasnya terasa panas. Mungkin? Dia akan demam.
KAMU SEDANG MEMBACA
Sky & butterfly
FanfictionPerceraian jennie dan lisa 17 tahun silam membuat kedua anak mereka harus di korbankan secara mental dan bantin. Perpisahan keduanya membuat luka satu sama lain yang masih membekas hingga 17 tahun kemudian. Dan ajaibnya, takdir mempertemukan kedua...