Yeri pov
Aku sedang berada di taman sekolah. Oh ya aku juga sedang mencoba untuk menghubungi atasa. Kalian tau? Sejak kemarin aku belum mendapat kabar apapun darinya, aku khwatir tentangnya. Aku takut sesuatu terjadi dengannya.
Apa? Dia sakit? Serius? Ya ampun... pantas saja... ugh! Aku jadi khwatir sekarang. Bagaiamana ini? Apa aku hampiri saja dia nanti setelah pulanh sekolah?. Aku akan mencoba memghubunginya.Panggilan tersambung...
"Yeoboseyo?"
"Ah Hay.. atasa.. ini aku yeri" kataku gugup.
"Aku tau.. ada apa yeri?" Tanyanya dan aku mendengar suaranya yang seprti flu. Seprtinya dia bener sakit? Akan aku coba pastikan.
"Tidak apa.. aku hanya ingin tau kondisimu sekarang.. apa kamu sudah baik baik saja? Aku.. aku cukup cemas" kataku menggigit bibir bawahku. Apa dia tidak akan terganggu aku tanya? Ah.. aku hanya ingin tau.
Aku mendengar kekehan kecil darinya. "Aku aku baik baik saja yeri.. jangan khwatir.. aku sudah lebih pulih dari sebelumnya" katanya dan syukurlah. Tapi aku akan tetap menemuinya untuk memastikannya.
"Syukurlah.. aku senang mendengarnya" kataku.
Aku memgambil duduk di kursi taman dan huh.. bagaiaman harus aku katakan jika aku ingin menemuinya?.
"Eum... atasa? Ah ya.. bisakah aku kesana untuk menjengukmu? A-aku hanya ingin tau kondisimu secara langsung" aku berkata gugup dan semoga saja dia tak keberatan.
"Kau ingin kesini? Ah yeri.. tak usah repot repot.. aku sudah baik baik saja" dia berkata dan aku menghela nafasku sambil cenberut. Ck! Kenapa dia tak peka bahwa aku merindukan wajahnya? Aku ingin melihat dia tau.
"Hum..."
"Ada apa yeri? Kamu baik baik saja?" Tanyany dan Bagaiamana mungkin aku baik baik saja? Aku ingin bertemu denganmu atasa!.
"Tak apa.. aku baik baik saja" kataku berubah menjadi lebih tidak bersemengat. Huft... bagaimana aku harus mengatakan pdanya bahwa aku ingin menemuinya? Sial! Apa semua orang itu sama? Tidak ada yang peka!.
"Tapi yeri... aku sendirian di rumah.. mungkin kamu bisa menemaniku disini sampai dada pulang?" Katanya dan seketika senyum ku terukir di wajahku. Sungguh? Benarkah? Oh shit! Aku senang mendengar ini! Ok! Aku akan kesana nanti!.
"Benarkah? Aku boleh kesana?"
"Uhum.."
"Ok, aku kesana nanti. Sampai jumpa nanti" aku menutup panggilan dan menyimpan ponselku kembali di saku seragamku.
Aku melompat kegirangan dan pada akhirnya rasa rinduku terobati karna aku akan menemuinya nanti. Aku harus terlihat cantik dan rapih nanti karna aku akan menemui nya. Ya Tuhan.. aku sudah tak sabar.. kenapa waktu begitu lama? Aku ingin segera cepat menemuinya, Huft!.
KAMU SEDANG MEMBACA
Sky & butterfly
FanfictionPerceraian jennie dan lisa 17 tahun silam membuat kedua anak mereka harus di korbankan secara mental dan bantin. Perpisahan keduanya membuat luka satu sama lain yang masih membekas hingga 17 tahun kemudian. Dan ajaibnya, takdir mempertemukan kedua...