Jennie pov
Aku berada di kantorku. Duduk di kursi putar tanpa melakukan apapun. Sungguh! Aku sedang malas melalukan apapun tapi aku bosan berada di rumah.
Anakku pergi ke sekolahnya itu sebabnya aku merasa kesepian di rumah.
Aku memandang lukisan yang ada di depan mejaku, menggigiti ujung pulpen dan berfikir apa yang bisa aku lakukan.
Tunggu...
Tiba tiba saja aku menginginkan sesuatu.
Apa ini semacam aku mengidam kembali? Mungkin? Dulu saat aku hamil nanon dan atasa aku juga mengalami hal yang sama dan... yeah.. semuanya aneh aneh..
Saat aku hamil atasa, aku menginginkan pergi ke Jeju pada tengah malam. Lisa sangat pusing untuk menurutinya karna saat itu kami tidak tinggal bersama, kami masih belum menikah saat aku hamil anak pertamaku.
Dan saat aku hamil nanon? Ini lebih mengerikan. Tiba tiba aku ingin memanjat pohon di tengah malam yang membuat lisa semakin pusing menuruti keinginanku. Dia perlu meminta bantuan pada teman twmannya untuk menuruti keinginan ngidamku.
Sekarang apa yang aku inginkan?
Oh astaga... sungguh? Baby? Kamu menginginkan itu? Aku tidak yakin jika dadamu mau.. dia mungkin akan merutuk ketika mommy mengatakannya.
"Aish... tak bisakah kamu meminta yang mudah saja? Ini menyulitkan" Gumamku menatap perutku yang masih rata.
Tapi tidak! Semakin aku menolaknya semakin rasa penasaran itu bergejolak. Ya ampun.. nak? Bisakah kamu bekerja sama dengan mommy saja? Jangan yang aneh aneh.
Brak!
"Ck Ish! Ini membunuhku!" Aku mengacak acak rambutku frustsi dan bangkit dari kursi putarku. Aku berjalan mondar mandir menggigiti kuku jari tanganku dan berfikir bagaiaman caranya?.
"Ya ampun... apa yang harus aku lakukan?" Kataku lagi mendecak pinggang.
Ok! Aku tak punya pilihan! Ayo kita hubungi lisa agar ini cepat selesai.
Aku mengambil ponselku dan menghubunginya lewat panggilan. Oh ya Tuhan! Mengapa dia sangat lambat mengangkat panggilanku?.
Hanpir 10 menit tapi tetap tak ada jawaban! Sialan! Kemana dia?! Apa dia sibuk?!.
"Brengsek! Dimana monyet itu?! Apa dia tidak tau betapa tersiksa ya aku karna bayinya?" Gumamku dan terus mencoba menghubunginya.
"Yeoboseyo?"
Pada akhirnya dia mengangkatnya. Dasar monyet!.
"Yah! Dariman saja kamu?! Kenapa baru mengangkat panggilanku huh?! Apa kau sengaja tidak mengangkatnya?! Katakan padaku monyet!" Kataku marah dan mendengus tajam.
"Mian sayang... tadi aku ada meeting bersama Client.. jadi aku lambat mengangkatnya. Maafkan aku ok?" Dia berkata dan akh menggeram sambil mendecak pinggang.
"Ada apa Hon? Kamu butuh sesuatu?"
"Jelas idiot! Kau tau?! Aku menginginkan sesuatu! Datang ke kantorku sekarang! Aku tak mau tau!" Kataku tajam dan dia akan berbicara sampai aku menutup panggilan ku. Tak perduli! Aku sedang emosi! Dia harus memaklumi ku.
———————————-
Aku pergi keluar gedung perusahaan dan menemuinya di depan gedung perusahaanku. Dia keluar dari mobil dan menyambutku.
"Hay sayang apa kau_"
Aku mendorong wajahnya dan tidk akan memeluknya sampai aku mendapatkan apa yang aku mau.
KAMU SEDANG MEMBACA
Sky & butterfly
FanfictionPerceraian jennie dan lisa 17 tahun silam membuat kedua anak mereka harus di korbankan secara mental dan bantin. Perpisahan keduanya membuat luka satu sama lain yang masih membekas hingga 17 tahun kemudian. Dan ajaibnya, takdir mempertemukan kedua...