Perceraian jennie dan lisa 17 tahun silam membuat kedua anak mereka harus di korbankan secara mental dan bantin.
Perpisahan keduanya membuat luka satu sama lain yang masih membekas hingga 17 tahun kemudian. Dan ajaibnya, takdir mempertemukan kedua...
Lisa, sudah siap untuk pergi ke perushaan barunya. Hari ini akan menjadi hari pembukaan perushaan terbarunya, dia memutuskan untuk kembali membangun perusahaan ayahnya di Korea, tentu dia melakukan itu agar dia bisa bersama jennie dan anak anaknya. Dia sudah memutuskan itu sejak dia tau bahwa jennie menginginkannya.
"Morning dada..." atasa, anak pertamanya menyapanya dnegan manis.
Mereka berjalan menuju meja makan dan mungkin? Mereka tidak akan sarapan Sebab.. siapa yang akan membuatkan sarapan.
"Pagi sayangku.." lisa merangkulkan tangannya di bahu atasa dan kemudian mereka berjalan bersama. "Ingin sarapan? Ingin dada buatkan roti isi?" Tanyanya dan atasa menggeleng.
"Tak perlu.. nanti aku sarapan di jalan saja" katanha dan dia mengambil duduk di kursi meja makan.
"Ok, mau susu atau teh?" Tawarnya sebagai pengganti sarapan mereka.
"Teh saja" atasa berkata sambil mengeluarkan ponselnya. Dia mendapat pesan dari yeri yang meminta maaf atas apa yang terjadi semalam karna ulah nanon.
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Atasa tersenyum membalas kembali pesan dari yeri.
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
"Teh mu.." lisa meletakan teh nya tepat di depan sang anak ketika dia selesai.
"Thanks dad" atasa mengambil cangkirnya dan meminumnya sebentar sebelum dia harus pergi beraktivitas.
Atasa sudah lulus dari sekolahnya dsn sekarang kegiatannya adalah menjadi tutor dalam seminar dan beberapa kegiatan positif lainnya sambil mencari universitas terbaik di seoul. Itu memyenangkan menurutnya.
"Oh dad? Bagaiaman pertemuanmu dengannya? Apa dia dapat menerima penjelasanmu?" Tanyanya dan lisa meletakan cangkirnya di atas meja dan menggelengkan kepalanya pelan sambil tertunduk.
"Tidak.. dada belum memgatakannya" katanya sedih membuat atasa bingung. Kenapa? Apa sesautu terjadi?.
"Kenapa? Dia tidak menerima dada? Perlu aku bantu bicara?" Tanyanya dan lisa menggelengkan kepalanya pelan.