Author pov
7 bulan kemudian...
Jennie, sedang berjalan mondar mandir di ruang tamu rumahnya. Dia sedang merasakan sakit, mulas dan tentu saja itu adalah tanda kelahiran untuk anak ketiga mereka.
Well setelah menikah dengan lisa kembali, mereka tinggal bersama sebagai keluarga di rumah jennie. Nanon yang meminta karna dia tak ingin meninggalkan rumah kesayangannya, jadi itu adlaah pilihannya dan ketiganya menuruti apa yang di inginkan oleh bayi besar itu.
Jennie mencoba menghubungi lisa yang belum kembali sejak tadi. Lisa mengatakan dia pergi ke daegu dan sekarang dalam perjalanan menuju pulang.
"Hon? Jam berapa kamu pulang? Shhh" jennie merapatkan kedua bibirnya sambil memegangi pinggangnya dan terus berjalan ke depan belakang karna merasakan sakit yang tak biasa.
"Aku sedang dalam perjalanan honey.. ada apa sayang? Kamu membutuhkan sesuatu?" Tanyanya dan jennie memijat pelipisnya ketika dia meraskaan tak tahan lagi.
"Hon.. seprtinya ini tanda aku melahirkan? Perutku sakit.. shhh bisakah kamu cepat sampai?" Tanyanya dan itu membuat lisa seketika panik.
"Jinjja honey? Ya ampun,, ah apa disana ada anak anak? Sayang.. pergilah ke rumah sakit sekarang! Suruh anak anak mengantarmu! Aku akan dengan cepat pulang" katanya mulai panik dan jennie menatap ke arah tangga. Nanon disini, dia di kamarnya tapi atasa sedang pergi keluar bersama yeri.
"Nanon disini.. atasa sedang keluar" katanya.
"Cepat minta bantuan pada nanon Hon! Pergi kerumah sakit sekarang! Aku akan menghubungi chaeng untuk membantumu juga" katanya dan jennie mengikuti perintah lisa.
"Baiklah.. sampai jumpa nanti" jennie berkata dan menutup panggilannya.
Jennie menyimpan kembali ponselnya dan berjalan naik ke atas untuk menghampiri sang anak di kamarnya. Dia berjalan secara perlahan menaiki anak tangga Satu persatu sambil memegangi perutnya yang membesar.
Jennie sampai di atas, dan dia segera pergi ke kamar sang anak. Jennie membuka pintu kamar anaknya dan dia melihat nanon sedang bermain game online di atas kasurnya.
"Nanon!" Panggil jennie dan anak itu tidak menggubrisnya. Dia bahkan seperti sedang menyanyi sambil bermain game.
"Nanon! Aww! Bisa Bantu mommy?" Kata jennie lagi tapi anak itu benar tak mendengar jennie.
Jennie menghampirinya dan melihat dia benar tak bergerak. Astaga.. kesabaran jennie sudah tak bisa di bendung lagi! Rasa sakit dan kewalahan di dirinya sudah benar benar membuatnya tak kuat.
"Nanon! Yah!" Jennie berteriak tapi dia tetap tak mendengarkannya.
Jennie sudah kehilangan kesabaran nya. Dia mengambil bantal kemudian melemparkan bantal ke depan wajah sang anak yang membuat nanon terkejut.
"Yah! Mommy! Apa yang_"
"Diam! Bantu mommy! Shh Aww!" Jennie kembali meringis memegangi perut dan Pinggangnya.
Nanon menghentikan permainannya, dia bangkit dari duduknya dan mendekati sang ibu disana.
"Ya ampun.. mommy? Ada apa denganmu?" Tanyanya dan kenapa anaknya malah bertanya dan tidak bertindak apapun?.
Jennie menggeram dan menarik pakaian anak itu untuk mendekat ke arahnya. "Nanon! Mommy bersumpah padamu! Jika kamu tak membantu mommy saat ini juga mommy akan memukul pantatmu!" Katanya mengancam dan anak itu benar bingung. Bantu ap? Apa yang harus dia bantu?.
"A-apa yang harus aku bantu Mom? A-aku tak tau kamu kenapa?" Katanya kebingungan mencoba menghindari tatapan tajam ibunya yang menggila.
"MOMMY INGIN MELAHIRKAN NANON! CEPT BANTU MOMMY KARNA MOMMY SUDAH TIDAK KUAT! Aww! Shhh ya Tuhan.." jennue berteriak tepat di depan wajah sang anak membuat nanon langsung mengerti sekarang.
KAMU SEDANG MEMBACA
Sky & butterfly
FanfictionPerceraian jennie dan lisa 17 tahun silam membuat kedua anak mereka harus di korbankan secara mental dan bantin. Perpisahan keduanya membuat luka satu sama lain yang masih membekas hingga 17 tahun kemudian. Dan ajaibnya, takdir mempertemukan kedua...