Sky & butterfly || 16. Happines

8.4K 647 33
                                    

Author pov

Setelahnya, beby membawa nanon ke uks untuk mengobati luka di tangannya sebelum itu menjadi infeksi baginya. Nanon masih terlihat kesal dan bahkan matanya sembab seperti anak anak yang sehabis menangis tak diberikan mainan.

Beby membungkus tangan nanon dengan kain kasa untuk menutupi lukanya dari debu dan kotoran. Untungnya itu tidak terlalu patah sehingga itu masih bisa di obati di uks.

"Aku tidak suka di banding bandingkan.." katanya tiba tiba memecahkan keheningan saat beby tengah fokus mengobati lukanya.

Beby menatapnya sebentar dan melihat anak itu tengah cemberut kesal seperti anak balita yang ngambek.

"Aku tau..." beby berkata dan kembali mengobati luka nanon.

Nanon menatap depan dengan perasaan yang masih kesal. Entah kenapa dia sekarang menjadi kesal pada yeri dan membencinya. Dia tidak suka dibanding banding kan, dia tidak suka yeri mengatakan itu. Dia benci segala hal.

"Aku pikir yeri baik menjadi temanku.. tapi dia sama saja! Aku membencinya" katanya seolah dia adalah anak kecil yang ngambek karna ibunya memarahinya.

Beby tersenyum tipis, itu terdengar lucu di telinganya. Pasalnya, di balik kesangaran wajahnya anak itu ternyata sangat manja sepetti bayi.

"Jangan bicara seprti itu... bagaimanapun dia temanmu bukan?" Beby berkata lembut sangat perhatian bak ibu yang sedang mencoba memberi nasihat pada anaknya. "Coba kau ingat ingat.. apa yang membuatmu pda akhirnya menyukai yeri? Bukankah kau bilang karna dia baik dan pengertian? Karna dia selali ada di sisimu ketika kau terpuruk" katanya lagi mencoba menyadarkan nanon dari rasa kebenciannya.

Nanon mencoba mengingatnya dan ya, dia ingat bahwa.. yeri adalah orang yanh pertama menemaninya saat dirinya kesepian saat ibunya sibuk bekerja. Tapi... yeri yang sekarang berbeda sejak mengenal atasa, dia lebih condong membela atasa daripada dia.

"Tapi sekarang dia lebih membela orang brengsek itu daripada aku! Tetap tak adil!" Katanya kembali ngambek.

Beby terkekeh pelan dan kemudian mencoba untuk bicara lebih baik padanya. "Nanon... kau harus mengetti bahwa.. tidak semua bisa menjadi milikmu... kau merasa kesal karna kau cemburu pada mereka bukan? Perasaan mu sendiri yang membuatmu menjadi sepetti ini, seharusnya.. kau tak perlu terlalu obsesi padanya... jadi? Rasa sakit dan hal lain tidak akan kau pikirkan" katanya dan itu ada benarny.

Mungkin? Nanon marah karna rasa cenburuny dan obsesi terhadap gadis yang dia sukai. Perasaan yang tak sesuai denhan ekpektsi nya membuatnya menjadi menderita sendiri.

"Kamu benar.." katanya mulai berfikir dan beby tersenyum dengan masih mengobati tangan nanon.

Kemudian nanon menatap beby di sisinya yang tengah mengobati lukanya dengan telaten. Dia memperhatikan wajah gadis itu dan entah kenapa, gadis itu sangat cantik jika di lihat lebih detail. Dia juga baik, perhatian, dan... mempesona.

"Beb.." panggilnya dan beby bergumam sebagai jawaban, menoleh menatap nanon kembali.

"Kamu cantik.." katanya dengan senyum di wajahnya. Beby terdiam menatapi nanon, dia bingung dan... entah harus mengatakan apa? Kenapa nanon tiba tiba memujinya?.

"Ekhem.. nanon? Apa yang_"

"Kamu cantik.. tapi aku belum mencintaimu.." katanya dan beby semakin terdiam. Apa maksudnya? Dan... apa ini? Mengapa detak jantungnya berdetak lebih cepat sekarang? Apa dia menyukai nanon? Ya ampun..

"Tunggu aku ne... aku pasti bisa mencintaimu dan mengencanimu.." katanya dan beby menjadi salah tingkah sekarang. Ya Tuhan.. kenapa nanon bicara seperti itu seolah dia ingin memberi harapan pdanya.

Sky & butterfly Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang