43. The sister

7.2K 890 67
                                        

Author pov

Nanon sudah baik baik saja, dia sudah sadar sepenuhnya meskipun dia masih melemah dan butuh waktu untuk pemulihan, tapi dia sadar bahwa semua disini bersamanya.

Alat alat yanh semula terpasang di tubuh nanon kini semua sudah terlepas karna dia sudah tak membutuhkan itu lagi.

Mommy kim, memeriksa cucunya dan memastikan apa nanon benar sudah baik baik saja?.

"I'm fine mouni.." katanya dengan suara seraknya.

Mommy kim terkekeh dan mencium kening sang cucu kesayangan penuh perhatian.

Tak lama, yang lain kembali masuk ke dalam ruangan nanon setelah mereka menunggu di luar karna nanon perlu melakukan pemeriksaan lanjutan.

Nanon menoleh menatap keluarga nya disana. Ada mommy, dada, dan yeah.. bisa di katakan adalah kakaknya sekarang bersama yeri, mantan kekasih dan para auntienya.

"Hay baby..." sapa jennie mendekati anaknya dan membuat mommy kim bergeser untuk memberi ruang padanya.

Jennie tersenyum membungkukkan tubuhnya sedikit ke arah sang anak dan mengenggam tangan nanon juga mengusap kepalanya lembut.

"Hay mommy.." sapanya kembali masih melemah, meskpun begitu dia masih bisa tersenyum ke arah sang ibu.

"Bagaimana kondisimu? Masih ada yang sakit hm? Katakan pada mommy jika masih ada yang sakkt sayang.." katanya mengusap usap lembut pipi nanon dengan jari telunjuknya.

Nanon terkekh dan mengenggam kembali tangan sang ibu kemudian menciumnya penuh kasih. "Aku sudsh baik baik saja mommy... terima kasih.." katanya dan jennie senang mendengar itu.

Jennie tersenym lebar dan kemudian mencium kening sang anak sangat lama dan hangat penuh cinta.

"I love you.." katanya dan nanon tersenyum tak berhenti memandangi mata sang ibu.

Ada sesuatu yang tersirat di benak nanon... rasa bersalah atas keegoisannya selama Ini membuat nanon tak percaya diri bisa berbicara dan mendapatkan cinta sebaik mungkin dari sang ibu.

"Mommy..." panggilnya lemah dan jennie menanggapinya dengan gumaman. "Mianhe... maafkan aku... aku banyak bersalah dengan mommy... selama ini aku sangat egois karna tidak pernah mendengarkan mommy dan membuat mommy kesulitan dalam hal apapun.. maafkan aku.." katanya lirih berkaca kaca membuat semua yang ada di ruangan itu ikut bersedih.

"Apa yang kamu katakan hm? Kamu tidak bersalah sayang... jangan meminta maaf pada mommy" katanya menatap ara netra mata nanon yang berkaca kaca.

"Tidak... aku tetap bersalah.. aku juga merasa bahwa tak adil aku hidup.. aku sudah banyak membuat semua orang kesusahan" katanya lagi dan tidak! Jennie bahkan tidak akan membiarkan dia pergi.. ini bukan tentang siapa yang salah.. tapi tentang akhir dari cara memperbaikinya.

Jennie menitihkan air matanya kemudian Mencium kembali kening sang anak sambil menangis. "Kamu tidak bersalah sayang... mommy sadar kenapa kamu melakukan itu.. mommy tau kamu hanya marah dengan keadaan kita... maafkan mommy ne.. maaf karna sudah membuat kamu menderita selama ini... mommy benar sadar bahwa tidak seharusnya kamu mendapatkan itu semua.." katanya sambil menangis membuat nanon merasa sedih.

Nanon menghapus air mata sang ibu dan menggeleng pelan. "Lupakan saja.. aku akan mencoba untuk menerima semuanya..." katanya dan jennie semakin menangis mendengar ucapan sang anak. Dia tak berhenti memeluk sang anak dan menangis di pelukannya.

Nanon menatap sang dada yang sedang memperhatikannya sejak tadi dengan mata yang berbinar. Senyum merekah di wajahnya.

"Dada..." panggilnya membuat semua terkejut termasuk lisa. Dada? Ah.. itu pertama kalinya lisa mendengar panggilan dari anak keduanya selama ini. Serius? Benarkah? Mengapa rasanya senang sekali mendengar itu? Apa dia bermimpi?.

Sky & butterfly Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang