Atasa pov
1 bulan setelahnya...
Satu bulan berlalu, aku baik baik saja dan semakin hari semakin pulih dari keterpurukanku. Ini menyedihkan... bahkan adikku belum sadar dari komanya yang telah aku perbuat padanya. Harus apa aku sekarang? Aku benar benar merasa sedih dan menyesal karna apa yang sudsh aku perbuat padanya.
Sudah sebulan Ini kami selalu menunggu tanda tanda keajaiban Tuhan untuk adikku. Ya Tuhan.. semoga dia benar baik baik saja.
Setiap malam.. aku sering melihat mommy berdoa pada Tuhan agar adikku di kembalikan ke kami. Aku benar tak sanggup melihat bagaiaman dia menitihkan air matanya berdoa untuk adikku.
Sekarang, aku duduk di samping ranjang adikku. Memandangi wajahnya yang masih terpejam dengan banyak alat rumah sakkt di sekujur tubuhnya.
Aku bersandar di kursi menatapinya dengan tenang dengan kedua tanganku berada di bawah sana memainkan kuku jariku. Tak lepas aku panjatkan doa agar dia benar segera bangun.
"Ini sudah sebulan.. dan kau tak ingin bangun juga? Kenapa? Kau masih marah pada kami?" Kataku berbicara padanya yang tertidur dengan nyenyak.
"Nanon... kami semua menunggumu untuk bangun.. mommy, dada, aku dan yang lain.. kau tau? Sepanjang malam aku melihat mommy berdoa pada Tuhan agar kau bangun.. dia sering kali menangis menyesali apa yang dia buat padamu..." kataku dan aku mencodongkan tubuhku untuk lebih dekat dengannya.
"Nanon... kau bilang kau ingin diperlakukan sepetti ku kan? Bangunlah.. agar kau dapat merasakannya" kataku menarik nafasku panjang.
Aku memandangi wajahnya, serius... rasa bersalah ku kembali muncul padanya.
"Aku harap kau bangun dan kembali bersama kami... tolong jangan tinggalkan kami sekarang" kataku terus menatapi wajahnya.
Aku menundukan wajahku dan memainkan kuku jariku sampai aku merasakan seseorang menyentuh bahuku. Aku menoleh dan itu adalah dada yang datang bersama mommy.
"Ternyata kamu disini" dada berkata dan aku menoleh sebentar kemudian kembali menunduk.
"Dokter sudah menunggumu.. kau harus check up sekarang" dada berkata dan aku masih mau disini menunggu adikku sampai bangun.
"Tapi aku masih ingin disini.. sampai nanon bangun" kataku menatap wajah adikku disana.
Mommy mengusap kepalaku dan aku mendongak menatapnya. "Biarkan adikmu beristirahat.. kamu pergi check up dengan dada... mommy disini menjaga adikmu" katanya dan aku kembali menatap nanon.
Entahlah.. aku merasa masih tidak adik diantara kami berdua. Aku sudah baik baik saja sedangkan dia? Bahkan masih berjuang dengan rasa sakitnya.
"Tapi...."
"Sayang... adikmu pasti akan baik baik saja.. kami yakin kalau dia akan bangun.. sekrang.. jangan buat mommy cemas dengan kamu tidak ingin check up.. pergi check up dengan dada dan mommy akan disini dengan adikmu.. jika sudah terjadi sesuatu mommy akan mengatakannya pdamu" mommy berkata dan ya seprtinya mommy benar? Aku juga tak mau mommy terlalu cemas.
Aku menghela nafasku dan menganggukan kepalaku pelan kemudian bangkit dari dudukku.
"Baiklah.. aku keluar dulu ne.. jika nanon sudah bangun katakan pdaku" kataku dan mommy menganggukkan kepalanya sambil tersnyum.
Aku mengecup pipi mommy sebelum pergi dan menatap adikku sekali lagi disana. Aku menghela nafasku pasrah dan berbalik untuk keluar dari ruangan bersama dada.
Aku pergi keluar dan melihat ada yeri disini, oh dia disini? Sedang apa?.
"Hay.." sapanya tersenyum ke arahku.
KAMU SEDANG MEMBACA
Sky & butterfly
FanfictionPerceraian jennie dan lisa 17 tahun silam membuat kedua anak mereka harus di korbankan secara mental dan bantin. Perpisahan keduanya membuat luka satu sama lain yang masih membekas hingga 17 tahun kemudian. Dan ajaibnya, takdir mempertemukan kedua...