AZ || THREE

52K 4.1K 83
                                    

"Lo kenapa nggak pergi-pergi sih?" tanya Azello heran. Padahal sudah satu jam ada disini.

"Suka-suka gue."

"Yaudah jauh-jauh sana!"

Keegan tak mengindahkan ucapan Azello. Dia menyenderkan punggungnya di kursi. Menatap bocah yang tiduran dengan mulut dimajukan mirip seperti bebek.

"Rambut lo dicat?" tanya Keegan tiba-tiba.

"Iya," jawab Azello asal.

"Kalau gitu besok lo ikut gue ke ruang osis, gue kasih hukuman buat lo."

"Enggak mau!"

"Harus!"

"Ngaca dulu deh!"

"Emang lo mau gue keluarin dari sekolah ini?" ancam Keegan. Dia tak tahu mengapa ingin berbicara banyak pada adik kelasnya ini.

"Keluarin aja, gue bisa tuh cari sekolah lain."

"Sekalian gue blacklist lo biar nggak bisa masuk di sekolah mana pun."

Azello menatap sengit Keegan. Mentang-mentang anak orang kaya jadi seenaknya.

Keegan tentu tak merasa takut, dia malah merasa terhibur. Azello ini ekspresif sekali.

"Ck, ini warna rambut asli gue! Puas!"

Keegan menatap Azello penuh penilaian.

"Tetep aja, lo besok harus ke ruang Osis."

Bugh

Terlampau kesal, Azello menggebuk Keegan dengan bantal yang tadi dia gunakan. Masih untung hanya dengan bantal, bukan dengan tangannya.

Keegan diam, tapi tangannya menangkap bantal itu.

"Lo nggak tau siapa gue?"

"Tau," jawab Azello, Keegan menunggu Azello meneruskan jawabannya.

"Lo kan setan."

Bukannya marah, Keegan malah menyeringai. Sungguh menarik sekali, baru kali ini ada orang yang tak takut dengannya sama sekali dan malah mengatainya.

Keegan mendorong badan Azello hingga terbaring kembali.

"Diem, jangan banyak tingkah."

"Suka-suka gue, kenal aja kagak."

Karena bosan, Azello masuk ke kelas. Untung saja Keegan sudah pergi entah kemana, jadi dia bisa bebas keluar. Lagipula ada apa dengan Keegan yang sok mengaturnya, padahal mereka baru bertemu tadi. Atau mungkin Keegan merasa bersalah karena munghukumnya berlari hingga pingsan? Entahlah.

"Misi."

"Darimana kamu?" tanya Darta, guru Bahasa Indonesia yang tengah mengajar di kelas Azello.

"Dari UKS, Pak."

Pak Darta mengangguk, dia tak ingin banyak bertanya. Tadi dia dengar jika ada anak kelas sepuluh yang pingsan, firasatnya berkata jika anak muridnya lah yang dimaksud.

"Baik-baik aja?" tanya Galaksi setelah Azello mendudukkan diri di sebelahnya.

"Iya, gue nggak papa."

Galaksi mengangguk, dia menggeser buku paketnya agar bisa digunakan bersama karena dia tahu Azello belum memiliki buku paket.

Padahal biasanya Galaksi tidur, tapi karena dia menunggu Azello yang tak kunjung datang, jadilah ia memperhatikan pelajaran sejak tadi.

***

Hari ini adalah hari kedua dia bersekolah. Jam istirahat tiba, tapi Azello malas kemana-mana. Dia sedang tak mood, dan memilih berdiam di kelas dengan tangan menelungkup di meja. Galaksi pergi entah kemana, dia tak bertanya.

AZELLO [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang