"Zel, dipanggil Bu Siska."
Galaksi menyadarkan Azello dari lamunannya. Tak biasanya Azello melamun seperti itu. Pasti ada hal yang menjadi beban pikiran Azello.
"Azello kerjakan soal di papan tulis." Siska yang sejak tadi melihat murid pintarnya itu melamun pun mengambil tindakan.
"Udah Bu," kata Azello setelah 2 menit mengerjakan, setengah dari papan tulis sampai penuh.
"Baik, kamu boleh duduk. Jangan melamun lagi."
"Nanti Aze ke rumah Galak ya?"
"Kalau lo dibolehin."
Azello butuh ketenangan, satu-satunya tempat yang bisa dituju tanpa harus mengeluarkan banyak alasan adalah rumah Galaksi. Jika di mansion jelas bukannya pikirannya jadi jernih, yang ada malah semakin suram karena adanya dua makhluk itu.
"Mau gue beliin roti?" tawar Galaksi. Karena Azello terlihat tak bersemangat dan sudah dalam posisi berbaring di atas dua kursi yang digabungkan. Galaksi tadi sempat mengira jika Azello sakit, tapi untunglah dia baik-baik saja.
"Males."
"Mending ke UKS aja, badan lo bisa sakit semua."
"Pengen sate."
"Gue beliin nanti."
"Mau kesana sendiri tapi males jalan, gendong."
Azello merentangkan tangannya. Untunglah kelas ini sudah sepi. Beberapa hari ini juga Azello tidak melihat Levin, sewaktu dia tanya, katanya Levin ada acara penting bersama keluarganya, aneh sekali.
Galaksi berbalik, lalu berjongkok.
"Ayo."
"Nggak jadi, gue malu. Pesenin aja."
"Yaudah, lo disini aja." Untung kesabaran Galaksi seperti tak ada batasnya.
"Galak, nanti suruh Om Ed atau Om Jojon aja yang bawain."
Galaksi mengangguk saja, terserah si bocah labil.
Setelah itu Azello kembali dengan acara merenungnya.
"Nanti kalau papa sama tante nikah, nanti papa sama kakak malah perhatiannys ke Louis gimana? Terus Tante Luna keliatan kayak tokoh antagonis yang pake topeng baik, ntar Aze jadi cinderella versi cowok. Ah nggak mau pokoknya!!!"
Azello sungguh tak rela! Awas saja jika Gillion menikah, ya kalaupun mau menikah pilih-pilih dong, jangan spek orang baik ternyata penyihir jahat.
Otak Azello rasanya penuh, dan dia butuh makan!
Saat itu juga Edward datang dengan sepiring sate dan air mineral.
"Tuan Muda, satenya."
"Es jeruknya mana?"
"Hah? Bukannya tidak memesan es jeruk."
"Ah Om Ed nggak peka. Kan sate harus pake es jeruk."
Edward menaikkan alis, dari 27 tahun hidupnya dia bahkan baru mendengar hal itu sekarang.
"Saya belikan sekarang."
"Nggak usah Om, Om Ed balik sama Om Jojon aja."
"Baik Tuan Muda."
Edward memutuskan untuk meninggalkan Azello. Jika dia lama-lama di dekat anak itu saat moodnya buruk yang ada dia bisa diancam disosor unggas itu lagi.
Seperginya Edward, Azello beralih menatap sepiring sate yang terlihat menggugah selera.
"Overthinking-nya dilanjut nanti aja deh."
Azello mulai memakan sate itu.
"Jangan banyak-banyak." Galaksi mengambil bungkusan permen di tangan Azello.

KAMU SEDANG MEMBACA
AZELLO [END]
Roman pour Adolescents"Woy, Kuning!" Duagh "Manggil gitu lagi, gue galiin kubur lo!" Pemuda bar-bar bernama Azello itu sungguh tak bisa diajak bercanda. Senggol sedikit langsung bacok. Tapi itu candaan yang menyebalkan, enak saja rambutnya ini blonde you know! Bukan kuni...