AZ || TIGA PULUH

26.1K 2.5K 73
                                    

Keegan memasangkan pengaman pada Azello.

Setelah memastikan semuanya siap, dia mengkode Johnson untuk menyalakan mesin.

Sebenarnya Keegan sudah bisa mengendarai kendaraan capung ini, tapi ia tak ingin sang adik bertambah syok.

Lihat saja ekspresinya sekarang pucat.

"Kamu takut?"

"Gimana nggak takut, katanya waktu itu Om Jojon nggak bisa naik motor. Naik motor aja nggak bisa apalagi ini."

Sungguh Azello masih ingin hidup lebih lama lagi.

"Sekarang pilih, Abang atau Johnson yang bawa helikopternya?"

Azello berkedip, apa tadi katanya? Sungguh pilihan yang sulit.

"Cap cip cup kembang kuncup..."

Pilihan jatuh pada Keegan. Keegan dan Johnson berganti posisi. Baiklah, dia serahkan semuanya pada yang di atas. Padahal Azello belum sempat berpamitan dengan Sob.

Baling-baling helikopter berputar kencang, menimbulkan angin di sekitarnya. Tak lama helikopter itu mengudara di langit.

Saat di atas, Azello sudah lupa tentang rasa takut dan ketidakpercayaannya pada Keegan yang mengambil kemudi. Matanya terarah menatap pemandangan luar. Apalagi pagi ini sangat cerah, langit berwarna biru.

Walaupun di luar nalar, kapan lagi kan berangkat sekolah naik helikopter. Untung saja sekolahnya ada helipad. Mendadak Azello lupa dengan siapa dia sekarang, si anak pemilik sekolah.

"Jadi ini rasanya jadi sultan," gumam Azello.

Azello jadi teringat masa lalu. Dulu saja dia dan bundanya sempat kesulitan untuk makan. Lalu lihat sekarang, dia bahkan bisa naik helikopter yang katanya milik papanya. Benar kata pepatah, inilah yang namanya dunia itu berputar.

"Lihat ke bawah," kata Keegan setengah berteriak. Azello kemudian melihat ke bawah, benar saja di bawah sana terdapat lingkup perumahan yang terendam banjir.

Puas memperhatikan sekeliling, Azello teringat sesuatu. Bukankah waktu itu Johnson menjadi satpam di rumahnya? Lalu apa ini sekarang? Bahkan Johnson katanya bisa mengendarai helikopter. Sungguh janggal bukan?

"Om Jojon beneran bisa nyetir heli?"

"Iya Tuan Muda."

"Kok bisa? Sebenernya Om Jojon itu apa? Kemarin kenapa malah jadi satpam?"

Johnson bingung ingin menjawab apa. Karena sebenarnya profesinya bukan satpam. Melainkan pengawal profesional terlatih dengan kemampuan di atas rata-rata dari yang lain.

Dia diperintahkan langsung oleh Gillion untuk menjaga anaknya dengan menyamar menjadi satpam.

"Kita udah hampir sampai," kata Keegan membuat fokus keduanya teralih.

Azello melihat ke bawah, disana para siswa tengah bersiap untuk upacara. Sayang sekali mereka mendarat di helipad, bukan di lapangan. Jika di lapangan kan Azello bisa pamer dan keluar dari helikopter dengan gaya gengster berbahaya.

Setelah mendarat, Keegan membuka sabuk pengaman dan alat-alat lainnya. Tentu saja tadi helikopter yang mereka tumpangi menjadi pusat perhatian dari warga sekolah, ada yang kagum karena baru kali ini melihat, ada juga yang biasa saja karena sudah melihat hal yang sama kesekian kalinya.

"Bisa?" tanya Keegan saat melihat Azello terlihat kesusahan.

"Bisa."

"Eh kok susah sih?!" Azello berdecak kesal.

"Katanya bisa."

Keegan kemudian membantu Azello.

Kemudian Keegan turun. Lalu mengulurkan tangannya untuk membantu Azello turun.

AZELLO [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang