AZ || SIX

58.7K 4.5K 65
                                    

Azello menendang-nendang batu kerikil. Dia tengah dilanda bosan karena menunggu bus datang. Ini karena dia piket dulu tadi, jadi ketinggalan bus dan harus menunggu satu jam lagi.

Ia meletakkan tasnya di kursi halte, lalu membaringkan badan disana. Untung saja sudah tidak terlalu panas.
Karena saat ini sudah jam 3 siang.

Suara kendaraan mendekat, dia kira bus datang tapi malah sebuah mobil mewah berhenti tetap di depannya.

Memilih tak peduli, Azello memejamkan matanya. Ia tersentak karena tiba-tiba badannya terangkat.

"Heh apa-apaan ini!"

Azello meronta-ronta, tapi itu tak berguna. Sekarang dia sudah ada di dalam mobil mewah tadi.

"Jalan," kata orang di sebelahnya, yang tak lain dan tak bukan adalah Keegan.

"Apa maksudnya?! Gue mau turun," ucap Azello, dia mencoba membuka pintu mobil, yang jelas saja sudah terkunci dan mobil sudah melaju.

"Gue anter." Keegan berucap dengan tenang. Dia hampir tak bisa menahan bibirnya untuk tak tertarik ke atas karena merasa lucu dengan ekspresi yang dikeluarkan Azello sekarang. Matanya melotot sok garang dan bibirnya melengkung ke bawah tanda  tak senang.

"Ini bukan jalan ke rumah gue, rumah gue kesana." Azello menunjuk arah sebaliknya.

"Diem."

Azello diam, dia mendadak teringat tentang apa yang Keegan bahas tadi. Mood-nya langsung turun. Ia menghadap ke depan dan melipat tangan di depan dada, malas berinteraksi dengan Keegan.

Keegan menaikkan alisnya heran dengan Azello yang mendadak berubah. Lalu mengendikkan bahunya.

Mobil seharga limosin itu berhenti di depan sebuah rumah, lebih tepatnya lagi mansion.

Keegan keluar, lalu pintu di sebelah Azello terbuka. Belum sempat dia berbicara, ia sudah diangkat bak karung beras oleh Keegan.

Sungguh harga dirinya sebagai lelaki jantan terluka!

"Turunin gue!!!"

Teriakan Azello sampai menggema di mansion itu.

"Keegan! Kamu culik anak siapa?!"

"Tante tolong, anak Tante kayaknya udah gila." Masih dengan berteriak, tapi Azello sudah tak berani memukul Keegan. Dia saat ini melihat ibu-ibu bule dengan keadaan kepala terbalik.

Azello dibanting ke sofa, untung saja sofanya sangat empuk. Keegan sudah duduk di sebelahnya.

Wanita paruh baya yang merupakan ibu dari Keegan itu terpaku sejenak ketika melihat dengan jelas rupa Azello. Lalu dia tersadar.

"Nak, maafin Keegan ya? Dia emang orangnya suka seenaknya," ucap Joanne.

"Iya Tante," balas Azello karena dia tak tahu akan membalas apalagi. Apalagi ibu Keegan ini seperti men-scan dirinya dari atas sampai bawah.

"Do you feel something familiar, Mam?"

"Ya, nama kamu siapa tampan?"

"Aku Azello, Tante."

Seorang asisten rumah tangga datang membawakan minuman.

"Diminum dulu," kata Joanne.

Azello mengangkat cangkirnya, walau dia sebal dengan makhluk di sebelahnya ini. Tapi jelas dia tahu cara menghargai orangtua.

"Kamu lucu deh, mau nggak jadi anak Tante?"

Uhuk uhuk

Keegan menepuk punggung Azello. Dia mengambil alih cangkir yang ada di tangan Azello.

AZELLO [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang