"Azello."
"Apa Kak?"
Azello menatap Louis penuh tanya. Louis duduk di sebelah Azello.
Setelah hampir seminggu Louis tinggal disini, dia baru bisa mengobrol dengan Azello karena sebelumnya pasti Azello selalu bersama para kakaknya.
"Kamu tau nggak tujuan sebenarnya aku disini?"
"Enggak."
"Kata mami, nanti kita bakal jadi keluarga. Keluarga yang sebenarnya."
"Hah? Maksudnya?" Azello gagal paham. Tangannya yang tadinya tengah bermain lego berhenti.
"Jadi nanti mami aku nikah sama papa kamu."
Deg!
Apa? Mana mungkin yang dikatakan Louis benar, dia tak percaya sama sekali.
"Nggak lah, nggak mungkin."
Tangan kanan Louis merangkul Azello, lalu menepuk-nepuk pundaknya. Louis kembali menatap Azello.
"Kenapa nggak mungkin? Semua bisa terjadi. Bukannya bagus punya keluarga yang lengkap?" Louis tersenyum miring.
Azello menjauh, menatap Louis kesal. Tidak, dia tak mau!
Sekarang Azello sudah ada di kandang Lele. Karena Sob katanya tengah dimandikan.
"Lele, masa katanya papa mau nikah. Kan aneh banget, Aze nggak percaya."
Tapi kalau dipikir-pikir, lebih aneh lagi tiba-tiba Gillion kembali dengan ibu dan anak itu. Lagipula kenapa juga mereka tidak menyewa apartemen di Sydney, atau kalaupun tak ada biaya, papanya kan bisa membayar uang sewanya, tidak perlu susah-susah sampai menginap disini. Pikiran Azello jadi bercabang.
Azello duduk, dengan Leon disebelahnya. Anak kucing besar itu menyandarkan kepalanya pada Azello, seakan tau akan kegelisahan babunya.
Brak
Azello menggebrak meja, sampai Leon ikut terkejut dan menjauhi Azello.
"Nggak boleh pokoknya, awas aja papa nikah sama tante itu. Nggak akan Aze restuin!"
Tangannya mengambil pisau daging yang digunakan untuk memotong daging yang menjadi makanan Leon.
Pisau itu dia tusuk-tusukkan ke daging seakan daging itu adalah mereka yang membuatnya kesal.
Meong
Leon sudah berjarak 5 meter dari Azello berada. Mengambil posisi aman, kalau-kalau Azello khilaf dan malah mencincangnya.
Tidak lucu kan, belum juga besar sudah tinggal nama.
Saat makan malam, Azello bingung karena disini hanya ada Luna dan Louis. Kemana papa dan para kakaknya?
"Om Jojon, papa sama kakak dimana?"
"Tuan Gillion pulang terlambat karena ada acara penting dari kolega. Tuan Muda Asher masih mengurus tender penting dan Tuan Muda Dariel tadi sudah pulang tapi ada jadwal operasi mendadak."
Azello menghela napasnya. Lalu memulai makan malamnya, tau begitu tadi dia makan malam di kamar saja.
"Sini, Tante ambilkan," kata Luna yang tahu jika Azello menatap ayam panggang yang jauh dari posisi Azello karena meja makan ini sangat besar, dan kebetulan ada di depannya.
"Makan yang banyak."
"Makasih," balas Azello pelan.
Mereka makan dengan tenang.
"Louis juga makan yang banyak."
Louis mengangguk, terkadang dia melirik Azello yang terlihat sangat acuh.

KAMU SEDANG MEMBACA
AZELLO [END]
Novela Juvenil"Woy, Kuning!" Duagh "Manggil gitu lagi, gue galiin kubur lo!" Pemuda bar-bar bernama Azello itu sungguh tak bisa diajak bercanda. Senggol sedikit langsung bacok. Tapi itu candaan yang menyebalkan, enak saja rambutnya ini blonde you know! Bukan kuni...