AZ || EMPAT TIGA

20.6K 1.8K 56
                                        

"Loh, gue ketiduran?"

"Iya kamu ketiduran. Aku nggak tega bangunin tadi."

Azello meregangkan tubuhnya, "jam berapa sekarang?"

"Jam 3."

"Apa?!"

Dugh

Anak itu meringis ketika kepalanya terantuk karena reflek berdiri. Kepalanya jadi pusing. Mana tangan kirinya kebas pula.

"Hati-hati, kalau kamu mau pulang bisa aku anterin."

"Nggak usah, gue udah ditungguin."

Azello keluar dari mobil Levin dengan sempoyongan. Dia menuju ke tempat Johnson berada.

Johnson yang akhirnya melihat sang tuan setelah mencari kesana kemari pun terlihat lega.

"Anda kemana saja?"

"Maaf Om, tadi ketiduran."

"Prince?"

"Kak Ash?"

"Kemana saja?! Kamu tahu? Kakak mencarimu bak orang gila?! Hah sudahlah kamu tak akan mengerti, lebih baik kita pulang, ikut mobil Kakak."

Kemudian Asher masuk terlebih dahulu ke mobilnya yang Azello baru sadar jika mobil Asher ada tepat di mobil yang biasa dia tumpangi ke sekolah.

Johnson meringis, dia melihat Azello yang terpaku, "lebih baik anda segera menyusul Tuan Muda."

Tersadar, Azello lalu berlari kecil memasuki mobil.

"Kamu pikir Kakak supir?!"

Teriak Asher saat melihat Azello akan membuka pintu bagian penumpang.

Padahal Azello bingung bagaimana cara membukanya, bukan dia yang memang mau duduk di belakang. Ya walau itu pemikirannya tadi saat melihat Asher marah. Baru kali ini dia melihat kakaknya yang biasanya tenang itu marah, ternyata lebih seram dari hulk.

Asher membuka pintu, menatap Azello tajam, memerintah agar Azello segera masuk.

Tidak sampai situ saja, sepanjang perjalanan Azello hanya diam, memejamkan mata dan berkomat-kamit dalam hati, berdoa agar selama karena Asher mengendarai mobil seperti orang kesetanan. Entah berapa kecepatannya, jalanan sudah macam area balap saja.

Ckittt

Mobil berwarna abu metalik itu berhenti di depan pintu utama.

Asher memukul stirnya keras.

Azello mengelus dadanya terkejut. Melirik takut-takut kakaknya, dia ingin bicara tapi takut diterkam. Sungguh aura gelap Asher membuatnya merinding. Salahnya juga, Asher pasti benar-benar marah sekarang.

"Keluar."

"Kakak duluan."

Asher menggeram, dia keluar. Azello yang tadinya akan bernapas lega, tak jadi karena dia kira Asher langsung masuk ke dalam, tapi tidak pria itu membukakan pintu mobil untuknya.

Dengan was-was Azello keluar. Dia menekan dahinya, perutnya sejak di jalan tadi memang sudah tak enak.

Huekk

Bagus sekali, Azello muntah di kemeja Asher.

Azello merasa jangan-jangan ini akhir hidupnya. Tamat sudah riwayatnya!

***

"Apa? Kau bilang adikku hanya mabuk perjalanan? Kau tak lihat wajahnya pucat?!"

Sang dokter menatap Azello. Dia tahu jika Azello sedang syok berat, apalagi Asher yang bersikap seperti ini.

AZELLO [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang