AZ || DELAPAN

57.4K 4.2K 84
                                        

"Gal, lo kok nggak pernah senyum sih?" tanya Azello, dia bertopang dagu menatap Galaksi yang tengah memakan semangkok mie ayam.

"Jangan heran Zel, orangnya emang gitu. Sama kayak sebelah lo noh."

Azello beralih memperhatikan Kale. Kale balik menatapnya dengan alis terangkat.

"Coba senyum Kale."

Kale mencoba tersenyum, hal itu malah membuat para siswi yang ada di dekat mereka memekik karena tak kuat dengan senyum manis Kale. Apalagi Kale tersenyum adalah salah satu hal langka, jarang terjadi bak keajaiban dunia.

"Astaga, fans lo banyak ternyata," ucap Azello.

Padahal tidak tahu saja Azello, jika fansnya sudah mulai bertumbuhan bak lumut di sekolah ini. Apalagi saat tahu jika Azello adalah murid termuda di sekolah mereka. Pantas saja walaupun badannya lumayan tinggi, tapi mukanya masih ada unsur imut-imutnya.

Lebih tepatnya sejak awal bersama saat masa orientasi Deon, Kale, dan Galaksi sudah menjadi pusat perhatian. Sekarang ditambah lagi dengan Azello. Karena wajah mereka yang bisa dibilang di atas rata-rata. Ya, tau sendirilah ya.

"Oh iya, Zel. Lo nggak mau ikut eskul apa gitu?"

"Entah, gue orangnya mageran."

Benar apa yang dikatakan Azello. Saat ini dia sudah kenyang karena sudah memakan ayam bakar dengan sambal pedas sepedas mulut netijen dan sekarang malah menyandarkan kepalanya ke pundak Kale.

Kale diam saja, dia malah merangkul Azello dengan tangan kirinya. Sedangkan tangan satunya lagi masih menyuap makanannya.

"Ayo, udah mau bel," ucap Galaksi mengajak mereka segera bangkit dan kembali ke kelas.

"Masih kenyang," kata Azello, sepertinya dia makan terlalu bersemangat tadi. Sehingga perutnya jadi kekenyangan.

"Yaudah bolos aja, gue temenin."

Baru saja Azello akan mengiyakan, kerah baju samping Deon sudah ditarik oleh Kale.

"Jangan bolos. Kita duluan."

Kale pergi dengan menarik Deon seperti kambing. Deon tentu saja misuh-misuh.

"Mau gue gendong?" tawar Galaksi. Galaksi sudah berpindah tempat ke samping Azello.

"Enggak usah!" Azello mendelik, enak saja. Nanti dia malah jadi diejek-ejek lagi dan menjadi pusat perhatian sepanjang perjalanan. Dia masih punya urat malu.

"Ayo balik."

Galaksi menggandeng lengan Azello yang meleng. Sepertinya kekenyangan sangat berpengaruh bagi Azello sampai tadi dia hampir terjelungup ke kolam ikan yang baru saja mereka lewati.

Kebetulan sekali mereka berpapasan dengan Keegan.

Azello tak memperhatikan, kalau dia sadar, sudah sejak tadi menghindar karena kejadian tadi malam.

Keegan tak mengucap apa-apa, tapi dia menatap interaksi kedua adik kelasnya itu dengan wajah tak suka. Dia menatap sengit Galaksi.

Galaksi sadar jika Keegan menatapnya seperti itu, tapi dia tak peduli dan tidak takut walaupun tahu siapa itu Keegan.

"Gal, lo ikut eskul apa?" tanya Azello sedikit berbisik karena guru mereka kali ini adalah salah satu guru paling killer di sekolah mereka.

"Fotografi."

"Oh...kirain lo ikut yang berbau olahraga. Coba lo pilihin buat gue, menurut lo gue cocoknya apa?"

"Kerohanian."

Hampir saja Azello terjungkal mendengar jawaban membagongkan dari Galaksi. Sungguh di luar prediksi NASA.

"Yang bener dong!" protes Azello. Dia tak sadar sudah sedikit meninggikan nada suaranya.

AZELLO [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang