AZ || SEMBILAN

44.2K 3.7K 69
                                    

Azello menghentakkan kakinya kesal. Awas saja kalau ketemu lagi, dia akan bejek-bejek wajah sok-sokan Keegan!

Dia jadi tidak bisa ikut eskul itu. Padahal dia sudah sangat yakin dengan pilihannya setelah berpikir sangat keras.

Padahal Raka yang bisa memiliki otoritas dan dia juga sudah diterima jadi anggota. Tetapi setelah Keegan menyobek kertas tadi dan membisikkan sesuatu padanya. Raka langsung berkata ke Azello jika lebih baik tidak perlu ikut ektrakurikuler ini.

Azello baru teringat sekarang jika Keegan adalah anak pemilik sekolah ini. Jelas saja dia bisa bersikap semaunya.

Pucuk dicinta, ulam pun tiba. Azello melihat Keegan berjalan mengarah ke parkiran. Karena tadi Azello sudah terlampau kesal dan langsung pergi begitu saja dengan menarik Galaksi. Sekarang saatnya dia membuat perhitungan.

Hap

Azello memiting leher Keegan. Karena Keegan yang tinggi, dia harus agak berjinjit.

Keegan hampir saja membanting orang yang memitingnya jika tidak melihat lewat kaca mobil siapa gerangan yang berani-beraninya melawannya seperti ini.

"Kenapa?" Keegan berucap santai, tentu saja tangannya menahan Azello untuk tidak menekan lehernya.

"Pake nanya lagi, suruh Kak Raka bolehin gue masuk taekwondo."

"Mending lo ikut eskul kesenian atau kebahasaan daripada olahraga."

"Emang lo pikir muka gue mirip Sapardi Joko Darmono gitu?!"

"Cepetan atau gue cekek lo?!" ancam Azello.

"Berani?"

Dengan cepat Keegan membalikkan keadaan. Dia mengunci kedua tangan Azello ke belakang hingga tak bisa berkutik.

"Ini yang katanya mau ikut taekwondo?" ejek Keegan.

Azello menjadi semakin kesal. Kenapa juga dia bisa kalah dengan manusia ini.

"Lagian kenapa sih lo ngatur-ngatur, kita aja nggak kenal!"

"Kenal, gue tau nama lo dan sebaliknya."

"Kata siapa? Oh nama lo Bambang kan? Aduh, ash, sakit woy! Dasar kakak kelas lucknut."

"Gue berhak."

"Bos, markas kita diserang," kata Lucas datang dengan terengah-engah, dia baru sadar jika tak hanya ada Keegan disini.

Hal itu dimanfaatkan oleh Azello untuk lepas dari Keegan. Dia menyikut perut dan menendang kaki kiri Keegan, lalu berlari menjauh.

"Bar-bar banget dia, lo nggak papa?"

Lucas ikut meringis melihat ada ekspresi kesakitan di wajah Keegan. Padahal biasanya sobatnya itu tak pernah mengeluarkan ekspresi kesakitan jika diserang lawan, selalu tenang dan tanpa ekspresi. Malah terlihat lebih ke arah psikopat. Bahkan dia sempat mengira jika Keegan itu seorang masokis.

"Kita ke markas," kata Keegan.

"Woy, Kuning!"

Duagh

"Manggil gitu lagi, gue galiin kubur lo!"

"Ampun, maaf deh maaf."

Pemuda bar-bar bernama Azello itu sungguh tak bisa diajak bercanda. Senggol sedikit langsung bacok. Tapi itu candaan yang menyebalkan, enak saja rambutnya ini blonde you know! Bukan kuning! Entah keturunan darimana dia tidak tahu, karena emaknya asli Indo tulen. Bapaknya? Entahlah dia tidak pernah tau.

Deon merangkul Azello, "lo sih nggak denger, padahal daritadi gue manggil."

"Kenapa manyun, Cil?"

Azello langsung memandang galak Deon. Bersiap ingin melakukan tendangan yang kedua kali.

AZELLO [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang