AZ || DUA DELAPAN

37.2K 3K 81
                                        

"Aaaaa ada om-om!" teriak Azello keras, saat tahu ada sosok pria yang tidur di sebelahnya.

Buagh bugh

Azello sepenuh tenaga memukul orang itu dengan bantal.

"Hentikan! Ini kakak."

"Kakak? Gue nggak punya kakak tuh."

Orang itu mengambil bantal dari tangan Azello, menghentikan serangan itu.

"Apa?!"

Azello berkedip, lalu tersadar. Iya juga, dia kan sekarang punya.

Pria yang menjadi korban keganasan Azello itu, menyingkirkan selimut dari wajahnya. Lalu menatap tajam sang adik. Pria itu tidak lain adalah Asher.

"Setelah berani kabur, kamu mendadak lupa ingatan hm?"

"Hehe, ini kayaknya efek hipnotis tadi." Azello menyengir.

Setelah ini ingatkan Asher untuk memberikan 'bonus' pada Edward.

Asher menarik Azello ke dalam pelukannya. Mereka berhadapan, Azello jelas berusaha menjauhkan diri dari cengkraman titan.

"Kak Asher bau jigong!"

"Mana mungkin."

"Diam, mau kakak hukum?"

"Hukum aja," balas Azello mengalihkan tatapannya kemana saja agar tidak menatap Asher.

Asher menyeringai, dia makin mengeratkan pelukannya.

Akhirnya setelah puas, Asher melepas pelukan mereka.

Lalu terdengar suara perut yang berbunyi tanda orang itu lapar.

"Laper, mau makan yang spicy-spicy."

"Spicy?"

"Iya kayak mie abang adek."

"Apa?" Asher tak paham, makanan apa itu? Tunggu, bukankan indomie itu mie instan?

"Masa kakak nggak tau? Kudet banget."

"Tidak boleh, bukankah ada masalah dengan lambungmu?"

"Enggak tuh."

"Benarkan Riel?" Asher mengalihkan tatapannya ke belakang Azello.

Azello ikut menoleh, ada Dariel yang entah sejak kapan berdiri disana.

"Iya."

Dariel mendekat ke arah para saudaranya.

"Mau berulah lagi?"

Pertanyaan itu berhasil membuat Azello mencebikkan bibirnya. Dia kesal, lagipula mereka berdua ini apa tidak ada kerjaan selain mengurusinya?

"Kalian nggak asik!"

Dariel mendaratkan tangannya di kepala Azello. Mengusak surai blonde adiknya.

***

Disinilah Azello terjebak di antara tiga titan.

Ia duduk di pangkuan Asher dengan Dariel di samping kirinya dan Gillion di sisi kanan tengah memegang piring, menyuapinya.

Padahal Azello sudah menolak dengan keras. Ia bisa makan sendiri, duduk sendiri. Dia ini bukan bayi!

Tapi jelas saja tiga lawan satu, pasti dia kalah. Apalagi saat tatapan-tatapan tajam itu terarah padanya.

Bukannya dia takut, tapi hanya antisipasi saja karena siapa tahu kan mereka berbuat hal yang tidak-tidak. Misalnya tadi, Asher mengancam akan menghabisi Sob jika dia tidak menurut. Memang sangat tidak berperikeangsaan sekali!

AZELLO [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang