Azello menampilkan raut wajah puas melihat ikan piranha itu tengah dibelek oleh salah satu bawahan papanya. Salah siapa ikan jelek itu menantangnya.
"Sukurin, koit kan lo."
"Loh mau diapain?"
"Kata Tuan, ikan ini ingin dijadikan sate."
"Enggak usah, nggak jadi. Males banget makan dia, dikuburin aja."
Edward menghela napas dan mengurungkan niatnya membawa ikan ini ke dapur untuk dimasak oleh koki.
Pria itu meletakkan ikan piranha yang sudah dibersihkan tadi kembali ke ember. Dia menatap temannya yang juga tengah stay disana.
Setelah menentukan tempat dimana menggali lubang, Edward mengambil sekop dan mulai menggali.
Sepertinya ini balasan karena telah menghipnotis tuan mudanya. Dia tidak tahu jika anak itu se absurd ini. Entah apa jadinya jika Azello ingat jika dirinyalah yang sempat menghipnotis anak itu. Mungkin dia akan dikerjai habis-habisan dengan tingkah absurdnya.
Setelah ikan piranha itu terkubur. Azello memerintahkan mereka untuk berdiri di sekeliling tempat yang dia sebut makam.
"Semuanya aminin, oke?"
"Baik, Tuan Muda."
"Tuhan, walaupun dia di dunia suka maksiat, kayak nakut-nakutin hamba tadi. Semoga engkau terima si ikan tenang di alam sana."
Edward, Tian dan lainnya saling melirik. Saat melihat tuan muda mereka terlihat serius, mereka langsung mengamininya serentak.
Terserahlah, asal tuan mudanya senang dan nyawa mereka aman.
Setelah prosesi doa dan pemakaman selesai, Azello berlalu dari sana.
Para pria lain yang masih ada disana pun menghela napas lega.
Azello sekarang tengah bingung akan melakukan apa dan berakhir merebahkan diri di karpet ruang keluarga.
Saat tengah menikmati waktu kesendiriannya, sebuah suara yang tak Azello harapkan muncul.
"Adek mana?"
"Adek?"
"Azello."
"Tadi saya lihat Tuan Muda di sekitar sini."
Azello tengah dalam posisi siaga. Dia masih berbaring di atas karpet, dengan kepala mepet pada sofa mengintip asal suara.
Siapa lagi jika bukan Keegan yang datang. Kalau begini Azello harus segera bersembunyi di tempat yang aman.
Karena tak ingin ketahuan, terpaksa Azello merangkak dengan secepat mungkin.
Namun lagi-lagi nasib seakan tak berpihak padanya.
Dukk
"Aduhh..." Azello berusaha menahan suaranya. Ia mengelus kepalanya yang terpentok kaki meja.
"Oh, disini ternyata."
Azello mematung, tuh kan dia ketahuan!
Keegan menarik Azello berdiri. Matanya langsung tertuju pada dahi bagian kiri Azello yang memerah.
"Sakit?"
"Nggak! Ya sakitlah, pake nanya lagi!" ketus Azello cemberut.
Keegan mengelus dahi adik sepupunya itu.
"Abang bawain mie abang adek."
"Serius?!"
"Serius, lagi disiapin di dapur."
KAMU SEDANG MEMBACA
AZELLO [END]
Dla nastolatków"Woy, Kuning!" Duagh "Manggil gitu lagi, gue galiin kubur lo!" Pemuda bar-bar bernama Azello itu sungguh tak bisa diajak bercanda. Senggol sedikit langsung bacok. Tapi itu candaan yang menyebalkan, enak saja rambutnya ini blonde you know! Bukan kuni...