"Mau lepas, tangan Aze sakit."
"Nanti, Kak Dariel masih di rumah sakit."
"Kak Ash udah jatuh kismin ya, nggak bisa panggil dokter?"
Asher tersenyum paksa, mana ada dia jatuh miskin. Saham, asetnya dimana-mana. Semua itu cukup bahkan sampai ke anak cucunya.
"Katanya badanmu masih lemas."
Lagi-lagi Asher dikejutkan dengan Azello yang tiba-tiba melompat dari tempat tidur. Untung saja infusnya tidak jatuh. Yang lebih herannya lagi, adiknya itu malah melompat-lompat. Baru dua kali, tapi sudah terlihat lelah.
Asher menarik Azello untuk duduk di pangkuannya, agar diam.
"Lihat kan."
"S-sesak."
Tangan Asher bergerak mengambil inhaller, lalu mengaplikasikannya ke mulut Azello.
"Diam atau Kakak borgol?" Asher sudah tidak tahan lagi. Azello terlalu hiperaktif.
"Jahat!"
Sebenarnya Asher ada meeting tapi biarlah asistennya yang menangani, adiknya lebih penting.
Tadinya Gillion lah yang ingin menjaga Azello. Namun Azello sepertinya belum benar-benar menerima Gillion. Jadilah Asher disini.
"Katanya mau beli singa?" tagih Azello teringat jika Asher menjanjikannya untuk membeli singa. Dia tidak sabar melihat Sob dan singa barunya nanti berteman. Akan ia jadikan mereka teman akrab. Membayangkannya saja sudah membuat Azello senang.
"Tunggu sembuh."
"Udah sembuh," ucap Azello bebal. Padahal rasanya sekarang tubuhnya letoy, seperti jelly.
"Lebih baik kamu tidur lagi."
"Mau Sob."
"Tidak."
"Mau sekolah."
"Tidak."
"Mau-emh."
Asher menutup mulut Azello. Benar-benar tenaganya tak habis-habis.
"Tidur atau hewanmu itu Kakak bakar?"
"Kejam," lirih Azello.
"Kak, siapa yang ngajuin surat pengunduran diri dari eskul basket?"
"Entah, Kakak bahkan baru tahu."
"Beneran bukan Kak Ash?" tanya Azello menyelidik. Mau bagaimanapun juga, raut wajah Asher tidak pernah bisa dia tebak. Mungkin Asher berguru pada Joker, pikir Azello.
"Bukan, nanti Kakak akan tanyakan pada yang lain. Sekarang tidur."
Asher memaksa Azello untuk merebahkan diri, menyuruh sang adik untuk tidur.
Sebelum Azello berhasil melepaskan diri, Asher sudah memeluk Azello agar tak bisa bergerak. Padahal seingat Asher tadi, Azello sudah meminum obatnya, seharusnya ada efek samping kantuk, tapi sepertinya itu tak berlaku bagi anak ini.
"Ih gerah."
"Jangan membual, AC nya hidup."
Asher mengelus punggung Azello, karena yang dia dapat dari mesin pencarian, salah satu cara membuat anak kecil tidur adalah dengan mengelusnya seperti ini.
Benar saja, tak lama kemudian Azello tertidur.
Asher yang akan membenarkan posisi mereka, tidak jadi karena Azello yang memeluk erat Asher.
Gemas, Asher mengecup pipi Azello.
Sampai sekarang pun Asher masih tak menyangka jika dia memiliki adik selucu ini. Apalagi jarak umur mereka yang cukup jauh. Ia seperti mendapatkan hiburan, mengingat kediaman ini hanya diisi para pria-pria kaku.
KAMU SEDANG MEMBACA
AZELLO [END]
Teen Fiction"Woy, Kuning!" Duagh "Manggil gitu lagi, gue galiin kubur lo!" Pemuda bar-bar bernama Azello itu sungguh tak bisa diajak bercanda. Senggol sedikit langsung bacok. Tapi itu candaan yang menyebalkan, enak saja rambutnya ini blonde you know! Bukan kuni...