Kuy yang belum follow dhiladinia 😘
~~~
Akhir-akhir ini Azello merasa hampa. Mungkin ini karena kedua kakaknya sering tak ada di rumah. Pasti ada saja alasan mereka tidak berada di rumah. Harusnya kan kalau begitu, ajak dia sekalian biar tidak bertemu nenek sihir dan anaknya yang bersarang disini.
"Om boleh nggak bawa Lele keluar kandang?" Azello bertanya pada animal keeper Leon.
"Maaf tapi–"
"Boleh ya Om, ya ya?"
"Baik."
Azello berjongkok, dia memeluk Leon yang tengah dipasang harness.
"Ayo kita jalan-jalan, sama Sob sekalian ya Om."
Beginilah pemandangan halaman mansion sore ini, seorang bocah tengah berjalan-jalan dengan singa dan angsanya.
Kedua animal keeper hanya bisa mengawasi sambil merasakan jantung mereka berdetak kencang, mereka harus ekstra hati-hati kalau terjadi hal yang tidak diinginkan.
Keegan yang sudah lama tidak ke mansion itu, sekalinya datang lagi juga dibuat jantungan.
"Adek! Ngapain segala jalan-jalan sama hewan buas?" remaja 17 tahun itu menghentikan langkah Azello.
"Awas Bang, dateng-dateng bikin rusuh aja!"
Lelaki itu bingung, kenapa Azello terlihat semarah itu padanya? Padahal kan dia baru saja datang, apa ia ada salah?
"Kamu marah?"
"Marah kenapa?" Azello melanjutkan langkahnya, Keegan mensejajarinya.
"Entah, tapi Abang tau kamu marah."
Melirik sinis Keegan, Azello berusaha mengabaikan kakak sepupunya yang sudah lama hilang. Sok sibuk sekali memang, tidak tahu apa dia butuh teman.
"Maaf kalau Abang punya salah."
"Oh atau gara-gara Abang udah jarang kesini, terus kamu kangen?"
"Auk gelap."
Keegan menarik sudut bibirnya ke atas, berarti benar.
"Maaf ya?"
"Kayak ada yang ngomong tapi nggak ada wujudnya, ayo Lele, Sob jalan yang cepet, Aze jadi merinding."
"Kalian berdua awasi Azello dengan benar," titah Keegan. Dia memutuskan untuk duduk saja menunggu Azello selesai bermain, sambil memikirkan bagaimana caranya agar Azello tak marah lagi.
"Laksanakan Tuan."
Azello menghentikan langkahnya sejenak karena ada Luna yang tengah menyirami tanaman.
Sok-sok an banget sih, udah kayak tuan rumah aja. Eh enggak! Cocoknya kayak babu yang nyiram taneman, batin Azello berapi-api.
Anak itu malah melangkah mendekat, sengaja berdehem keras.
"Wah kamu lagi jalan-jalan ya sayang? Kayaknya seru banget."
Menaikkan alisnya, heran karena Luna kembali dengan sikap sok ramahnya. Azello baru teringat jika dia bersama dua pria yang menjadi animal keeper. Sekarang dia tahu jika Luna hanya pencitraan karena saat di dapur kemarin hanya ada mereka berdua maka dari itu Luna menunjukkan wajah aslinya, takut wajah buruknya tersebar.
"Enggak tuh, lagi terbang, nggak liat apa?!"
Luna menarik napas, dia harus menahan diri agar tak membalas Azello.

KAMU SEDANG MEMBACA
AZELLO [END]
Teen Fiction"Woy, Kuning!" Duagh "Manggil gitu lagi, gue galiin kubur lo!" Pemuda bar-bar bernama Azello itu sungguh tak bisa diajak bercanda. Senggol sedikit langsung bacok. Tapi itu candaan yang menyebalkan, enak saja rambutnya ini blonde you know! Bukan kuni...