Kebetulan sekali Gillion dan Asher pulang dalam waktu bersamaan.
Mereka memasuki mansion.
"Mana anakku?" tanya Gillion pada Tian.
"Maaf Tuan, Tuan Muda ada di halaman belakang."
Gillion mengernyit, kenapa anak itu berada di luar? Padahal sedang hujan besar.
Dia menoleh, Asher ternyata sudah mendahuluinya.
Di sisi lain Asher sudah sampai menghampiri Azello yang malah bermain air di kolam dengan hewan peliharaannya.
Dia menatap tajam Johnson dan Edward yang hanya berdiri di dekat kolam.
"Maaf Tuan, kami tidak bisa membujuk Tuan Muda." Kedua pria itu terlihat menunduk.
Asher sangat ingin mengeluarkan emosinya tapi dia tahan karena ada yang lebih penting.
"Prince, keluar dari kolam," tegas Asher.
Azello melihat Asher sekilas. Sejak tadi dia sudah berhasil berkelit saat Johnson dan Edward ingin menangkapnya. Sekarang muncul satu lagi, padahal kan dia hanya ingin bersenang-senang, membahagiakan hatinya yang kesal karena kejadian tadi. Masa begitu saja tidak boleh.
"Sob, serang Kak Asher!" perintah Azello.
Entah bagaimana hewa itu langsung berenang ke tepian dan bersiap menyerang Asher.
Asher tak gentar, lagipula untuk apa takut dengan hewan yang bahkan tidak lebih tinggi dari lututnya itu.
Sampai di depan Asher, Sob sudah ingin menyerang pria itu.
Asher dengan cepat menghalau dan memegang erat leher Sob.
NGOK NGOK NGOK!!!
"Kak Asher! Sob jangan dicekek!!" Azello berteriak panik. Bisa mati Sob jika dibegitukan.
"Naik sekarang atau hewan jelek ini mati."
"Iya, tapi lepasin dulu itu!"
Asher dengan kejam melempar Sob ke kolam.
Azello keluar dari kolam dengan memeluk Sob.
"Kasian Sob, jangan mati ya kita belum dinner bareng."
Tak ingin terus melihat drama, Asher mengkode Edward untuk mengamankan unggas itu.
Edward meneguk ludahnya, masih terngiang kejadian kemarin saat dia dikejar oleh Sob. Karena melihat Edward yang tak sigap, Johnson mengambil alih.
"Nanti Om Jon harus kasih makan Sob, sama minum. Minumnya kasih jus– ah turunin! Aku bisa jalan sendiri!"
Asher menggendong Azello ala koala. Entah sudah berapa jam anak ini bermain air.
Lelah berteriak, Azello akhirnya diam dengan mulut dimajukan.
***
Azello menatap Asher penuh permusuhan, dia merasa sangat ternistakan. Bagaimana tidak, tadi Asher langsung membawanya masuk dan menceburkannya ke bathub lalu tanpa basa-basi memandikannya. Demi apapun Azello sangat ingin menghantam wajah kakaknya itu, tapi tentu saja tidak berani. Lihat saja ekspresinya yang menyeramkan itu, pantas saja Asher jomblo. Siapa juga yang mau dekat dengan pria galak, kaku, dan tidak berperasaan macam Asher.
"Nggak mau pake itu!" Azello berdiri di atas kasur masih dengan handuk yang menutupi tubuhnya.
"Yang lainnya juga seperti ini," kata Asher mencoba sabar. Jangan sampai dia membuat Azello takut karena melihat kemarahannya yang sebenarnya. Apa dia harus mencari baby sitter setelah ini?

KAMU SEDANG MEMBACA
AZELLO [END]
Teen Fiction"Woy, Kuning!" Duagh "Manggil gitu lagi, gue galiin kubur lo!" Pemuda bar-bar bernama Azello itu sungguh tak bisa diajak bercanda. Senggol sedikit langsung bacok. Tapi itu candaan yang menyebalkan, enak saja rambutnya ini blonde you know! Bukan kuni...