"Galak, kasihin nggak? Mau Aze gigit?!"
"Lama-lama makin mirip Kuning," gumam Galaksi pelan.
"Apa?!"
Galaksi merangkul Azello, menepuk-nepuk pundaknya berusaha meredam emosi sobatnya yang sudah keluar tanduk.
"Zello, kamu tau jawaban yang ini nggak?" Suara Levin menginterupsi keduanya.
"Mana liat?"
Levin mendekat, dia turut serta menarik kursinya.
Galaksi berdecak, kenapa juga Levin tidak tanya teman sebangkunya.
"Caranya gini..."
Levin mengangguk paham setelah Azello selesai menjelaskan.
"Udah paham, makasih Zello."
Mungkin jika Galaksi adalah orang yang ekspresif, 100% dia sudah berekspresi julid saat ini.
"Pergi sana," usir Galaksi.
"Jangan gitu Galak," kata Azello berusaha menengahi. Lagipula dia heran kenapa mereka berdua ini tak bisa bersikap kooperatif layaknya teman.
Karena tak ingin menimbulkan keributan, Levin kembali ke bangkunya.
Guru mereka saat itu juga sudah datang dan melanjutkan untuk membahas soal.
"Zello, pulang sekolah kamu mau nggak nemenin aku beli jajanan yang suka kamu beli?"
Azello menoleh, dia terlihat berpikir.
"Kayaknya nggak bisa, maaf ya," jawan Azello setelah ingat jika pulang pasti sudah ada yang stand by menjemputnya.
"Nggak papa, lain kali aja kalau gitu." Levin menunduk sedih.
"Lusa mungkin bisa." Azello kasihan juga dengan Levin. Mungkin Levin sedang mengidam sekarang? Karena terlihat sekali sangat ingin pergi jajan.
Kasihan sekali katanya Levin belum pernah beli jajanan di kaki lima. Ya walaupun Azello juga di posisi yang sama sekarang, sama-sama terbatasi.
Apalagi Azello melihat jika Levin yang selalu membawa bekal.
"Semuanya, udah ditunggu sama Pak Erlan di lapangan," teriak si ketua kelas.
Azello beralih mengguncangkan tubuh Galaksi yang tidur sejak tadi.
"Bangun Galakk."
Galaksi sontak terbangun.
"Ayo ke lapangan."
Sampai di lapangan seperti biasa langsung pemanasan. Lalu berkumpul untuk mendengarkan penjelasan, mereka akan berolahraga apa hari ini.
Galaksi melirik Azello saat mendengar mereka akan melakukan lari estafet.
"Lo nggak usah ikut," kata Galaksi.
"Nggak mau, pokoknya mau ikut," ucap Azello, enak saja main larang-larang.
"Tapi–"
"Aku boleh ikut kalian nggak?"
Levin menginterupsi mereka. Karena jelas saja mereka akan dibagi beberapa kelompok.
"Boleh, ayo."
Azello pergi bersama Levin. Galaksi menggeleng karena Azello yang tak ada kapok-kapoknya. Semoga saja asmanya tidak kambuh lagi.
"Bersedia, siap, yak!!"
Azello menyemangati Galaksi yang ada di kloter pertama. Bagian kedua diisi oleh Bintang, ketiga Levin, dan yang terakhir Azello.
KAMU SEDANG MEMBACA
AZELLO [END]
Teen Fiction"Woy, Kuning!" Duagh "Manggil gitu lagi, gue galiin kubur lo!" Pemuda bar-bar bernama Azello itu sungguh tak bisa diajak bercanda. Senggol sedikit langsung bacok. Tapi itu candaan yang menyebalkan, enak saja rambutnya ini blonde you know! Bukan kuni...