AZ || FOUR

48.6K 3.8K 56
                                    

Azello keluar kamar mandi setelah membersihkan badannya. Terutama wajahnya yang penuh cemong tadi.

Omong-omong tentang wanita paruh baya yang menolongnya tadi, ternyata adalah asisten rumah tangganya yang baru namanya Bi Jeni.

"Aze!!"

Lola masuk ke kamar sang anak, dia segera pulang saat dikabari Jeni tentang peristiwa yang menimpa Azello. Walaupun sudah dikatakan jika anak tunggalnya itu baik-baik saja, tetap saja Lola ingin memastikannya secara langsung dengan mata kepalanya sendiri.

"Kamu nggak papa sayang? Ada yang luka? Sesek?"

Lola memegang kedua bahu Azello, meneliti keadaan sang anak.

"Aze baik-baik aja Bunda."

"Lain kali jangan masak sendirian, kamu tuh masih kecil, kalau mau masak bilang Bunda. Bunda juga kan udah suruh kamu delivery aja kayak biasa. Jadi gini kan, untung kamu baik-baik aja."

"Iya Bunda, Aze minta maaf, dapurnya jadi item-item semua."

"Yang penting kamu baik-baik aja. Untung aja Bi Jeni dateng tadi. Bunda nggak bayangin kalau kamu sendirian tadi. Yang Bunda punya cuma kamu Aze."

Tak terasa Lola sampai menitikkan air matanya. Dia benar-benar takut jika Azello kenapa-napa.

"Bunda jangan nangis, Aze jadi pengen ikutan nangis."

Lola tertawa, dia memeluk anaknya gemas.

Saat tadi malam Azello bercerita jika asmanya kambuh lagi, Lola menjadi was-was. Ia segera memesan beberapa inhaler untuk Azello di sebuah aplikasi pesan antar obat dari apotek. Dia langsung mengingatkan Azello apa hal yang sebaiknya dihindari agar mencegah asmanya kambuh lagi.

Lola juga berusaha agar pulang lebih cepat agar anaknya itu tak kesepian. Karena akhir-akhir ini, ia perhatikan jika Azello lebih banyak diam. Padahal biasanya selalu menceritakan semua yang terjadi di hari itu.

"Ayo turun, kamu tadi laper kan. Udah bunda pesenin ayam goreng kesukaan kamu."

Ibu dan anak itu bergandengan turun, sesekali Azello bergelayut manja pada bundanya.

"Aze kalau nggak ada Bunda, kamu bisa minta tolong sama Bi Jeni."

Sedari tadi Lola hanya bertopang dagu, menatap putranya yang tengah memakan ayam goreng seperti tidak makan seharian.

"Iya, Bunda."

"Gimana sekolah kamu tadi?"

"Ya gitu."

"Kamu nggak bolos kan?" tanya Lola membuat Azello terdiam. Lola tahu betul dengan sifat anaknya, tak jarang Azello bolos dari kelas karena bosan. Lola tahu jika anaknya itu terlampau cerdas, walaupun tidak belajar, Azello bisa mengerjakan soal apapun, ya kecuali beberapa pelajaran yang dia tak suka. Namun, dia tetap tak membenarkan tindakan tak terpuji itu.

"Iya hehe, kok Bunda tau sih? Bunda pake ilmu cenayang apa?"

"Lain kali jangan bolos lagi, Bunda nggak suka."

Azello mengangguk. Lola mengusap bibir anaknya yang belepotan karena terburu-buru memakan ayamnya.

"Pelan-pelan Aze," tegur Lola.

***

Baskara seperti tersenyum dengan menunjukkan sinarnya. Seorang remaja bangun dengan malas dan berjalan ke kamar mandi. Begini-begini, Azello rajin untuk bangun pagi. Badannya seperti terprogram untuk bangun sendiri.

"Aduh!"

Azello mengusap jidatnya, belum apa-apa dia sudah menabrak kusen pintu karena masih setengah sadar.

AZELLO [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang