Happy Reading
______________________
Runa, Gadis itu tengah duduk sambil melihat kekanan dan kekiri seperti orang linglung. Wajah nya nampak bingung, setaunya adegan ini tidak ada di dalam novel.
Adegan dimana Yesa dijemput oleh salah satu dari 6 prince LIHS.
Runa meneliti lelaki didepannya dengan tatapan menyelidik, tampan sih. Sayangnya dimasa depan orang ini lah yang akan menyiksa Yesa hingga akhir. Orang ini psikopat gila, Runa harus menghindari nya.
"Ngapain lo kesini?" pertanyaan Runa disambut raut bingung dari cowok itu.
"Maksudmu? Kan biasanya juga aku selalu menjemput mu Sasa." ucap Exander Zein Robert. Si protagonis pria ke 3.
'Dikata gue mecin apa?' batin Runa menggerutu.
"Gak usah lagi. Mulai hari ini sampai seterusnya lo gak usah jemput gue lagi, gak butuh gue." Ujar Runa dia dengan segera berjalan melewati Exander yang terdiam.
"Dia kenapa?"
🐒_____🐒
Runa menutup pintu mobil dengan sedikit kasar, masih badmood dia tuh. Kalau sampai dia ketemu sama si Exander lagi Runa takut hidupnya akan terancam.
Sepanjang jalan menuju kelasnya Runa dapat melihat tatapan siswa-siswi yang terlihat kaget, oh Runa tau pasti mereka kaget karena Ratu bullying LIHS tidak memakai seragam ketat lagi dan malah terlihat sangat cantik dengan make-up tipisnya.
"Gue tau gue cakep tapi tolong lah natep nya biasa aja, ngeri lama-lama." Gumam Runa, dia memang biasa jadi pusat perhatian tapi dengan tatapan kagum bukan tatapan menyelidik begini. Berasa abis melakukan zina Runa tuh.
Sampai di kelas Runa langsung disambut baik oleh teman-temannya. Ya walau Yesa ini adalah Ratu bullying tapi dikelas ia sangat disayangi, kenapa begitu? Ya alasannya simpel, karena Yesa adalah yang termuda dari mereka. Apalagi rata-rata siswa kelas ini adalah anak tunggal yang kesepian, Jadi mereka mengangap Yesa adalah adik kecilnya. Terlepas tindakan nya yang sering membully.
"Lo udah sehat Sa? Udah gak sakit kepalanya?" pertanyaan beruntun itu terucap dari Ketua kelas IPS-3. Kelasnya Yesa.
"Baik donggg, santai Gue kan cewek setorong!"
"Strong Sa strong! Bukan setorong! Halahh ogeb!" ucap Danis, si berandal kelas yang sering kali buat ribut sama 'yesa'.
"Diam kau kembarannya Denis Adit Sopo jarwo! Gak usah banyak cincong!" sulut Runa, menyebalkan sekali danis ini.
"Udah mending lo salin nih pr dari bu dinda, bentar lagi tuh guru masuk." Kata Zaneo Ketua kelas Yesa.
"Waduhh ketuu tadi aja gue minta pelitnya minta ampun, pas si Iya-iya Dateng langsung dikasih. Pilih kasih kau." ngambek Danis.
Yes-yes adalah panggilan untuk anak kelas ips-3 untuk Yesa, tapi si danis dengan seenak jidat manggil Yesa dengan sebutan Iya-iya dengan alasan yes-yes kan artinya Iya-iya. Bener tapi salah, maklum aja danis otaknya kelebihan muatan jadinya begitu.
"Ketu favorit banget sih." dengan senyum manisnya Runa berucap.
Zan hanya tersenyum tipis dan mengangguk, namun jika dilihat lebih teliti wajahnya akan terlihat memerah dengan telinga yang ikut memerah walau samar.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Second Life Became Antagonist || END
Teen Fiction[kata kasar berseliweran, seperti umpatan. Ganti judul, judul awal 'Antagonis Harem' jadi 'My second Life Became Antagonist'] Aruna Meldeva Xevver cewek barbar, menyebalkan dan suka julidin orang. Namun sayang seribu sayang ia harus mati karena keja...