Happy Reading
_______________________________
"Oww.... aduhhh, pelan-pelan dong sat! Sakit nih!"
"Ini udah pelan Sa, lebay."
Runa mendelik sinis, "heh pantat panci! Kalau bukan karena lo, gue juga gak bakal begini!"
"Hm. Sorry," Ucap Alen pelan, gengsi lah, dia ini terkenal gak pernah ngucapin kata maaf dan terimakasih, kata-kata itu gak ada didalam kamusnya.
"Hah? Lo bilang apa tadi?"
"Budeg."
Mendengar ejekan itu rasanya Runa ingin menyubit ginjal cowok ini, tapi karena gak mungkin jadi dia nyubit pinggangnya doang.
"Akh. Sakit Sa,"
"Rasain! Gue gak mau tau uang kompensasi dua kali lipat." Kata Runa tersenyum smirk, 'makin kaya nih gue, bwhaaaa!'
Alen menatap gadis itu datar, apa didalam otaknya hanya ada uang? Perasaan dulu Yesa yang ia kenal tak se-matre ini.
"Matre." Sarkasnya.
"Ini tuh bukan matre, tapi realistis. Uang memang bukan segalanya, tapi segalanya butuh uang. Inget itu," Ujar Runa, didunianya dulu Runa cukup kesulitan mendapatkan uang. Jika di sini ia dapat uang dengan mudah tentunya Runa tak akan menyianyiakan hal ini.
Alen tak menjawab, tangannya fokus membalut luka lecet di kaki Runa. Ini semua terjadi juga karena salahnya yang tidak sengaja melepas pegangan tangan sehingga Runa jatuh.
Namun jika dilihat lagi, gadis didepannya ini cantik juga, wajahnya akan memerah jika sedang marah dan itu terlihat sangat lucu bagi Alen.
Seperti sekarang Runa tengah menggerutu karena lapar, melihat wajah yang tengah mengerut dan bibir yang mengerucut kesal itu membuat Alen menahan senyum.
Kenapa gadis ini sangat lucu sih?
Selesai membalut luka dikaki Runa, Alen pun mengambil handphone nya, tangan itu bergerak lincah mengetikkan sesuatu.
"Gue laper, pengen minum."
"Pengen makan martabak, eh tapi kayaknya enak makan mie ayam, soto juga enak, Anjir! Ngiler gue cok. Gopud apa ya?" Gumam Runa sambil mengelus perutnya.
"Tunggu bentar, lagi otw." Ucap Alen tiba-tiba.
Runa menaikkan satu alisnya, maksudnya apa coba? Gak ngerti Runa tuh.
"Maksud?"
Alen menghela nafas pelan, "Gue udah pesenin makanan, bentar lagi dateng."
Mendengar itu mata Runa berbinar-binar, ia menatap Alen kagum karena cowok itu sungguh peka.
"Makasihhh Len! Gue doain semoga jodoh lo cepet ketemu deh!"
Alen tersenyum tipis, kepalanya mengangguk-angguk. 'Dan gue berdoa semoga orang itu adalah lo.'
Lucu memang, padahal dulu Alen sangat tidak menyukai Yesa. Tapi dalam sekejap Tuhan membalikan perasaannya, kini ia malah jatuh kedalam pesona gadis didepannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Second Life Became Antagonist || END
Dla nastolatków[kata kasar berseliweran, seperti umpatan. Ganti judul, judul awal 'Antagonis Harem' jadi 'My second Life Became Antagonist'] Aruna Meldeva Xevver cewek barbar, menyebalkan dan suka julidin orang. Namun sayang seribu sayang ia harus mati karena keja...