Happy Reading
____________________
"Mommy? Where are you, mom?"
Seorang gadis cantik dengan warna mata cokelat madu itu berteriak memanggil sang ibu, seragam sekolah yang masih melekat ditubuh indahnya menjadi penanda bahwa si gadis masih remaja yang memasuki bangku SMA.
Remaja laki-laki yang baru masuk segera menoyor kening si gadis, tangannya merangkul bahu yang lebih muda.
"Jangan teriak Zeze, berisik lo."
"Apaan sih?! Lepas!" Zera, gadis cantik itu mendelik begitu rangkulan dari remaja laki-laki disampingnya malah semakin erat.
"MOMMY! SI CH---- HMMMPPP!" satu tangan si lelaki menutup mulut Zera, sebelum gadis itu berbicara yang tidak-tidak.
Zera yang diperlakukan begitu, tak tinggal diam. Tangannya memukul-mukul si lelaki, hingga akhirnya ia terbebas.
"Bangsat lo Che!" Umpatnya tak tertahan.
"Queenzera Valley, siapa yang mengajari mu berbicara kasar, hm?" Sosok pria bermata tajam dengan aura intimidasi muncul dari arah tangga.
"Mampus!" Bisik si remaja lelaki, sebelum melepas rangkulannya.
"Dad, hukum aja si zeze. Masa dia ngomong kasar sama aku, padahal aku lebih tua loh."
"Hehe, ampun dad, plisee? Tadi aku keceplosan, abisnya Cherol iseng banget."
Xander, pria yang tahun ini memasuki usia 41 tahun itu terdiam melihat tatapan memelas yang dilayangkan putri satu-satunya. Oh ayolah, Zera sangat tau kelemahan para Daddy nya.
"Loh, Zera, Cherol kapan pulangnya nak? Tumben gak cari mommy." Seorang wanita cantik muncul dari dalam lift, tangannya digandeng Seorang pemuda tampan.
Hohoho, jangan salah paham. Itu bukan suami barunya, melainkan anak sulungnya yang sudah dewasa. Huh, waktu memang berjalan sangat cepat.
Ken kini tumbuh menjadi laki-laki tampan dan tegas, sikapnya mengikuti Alen namun tidak brengsek seperti Daddy nya dulu yang pernah mencampakan Yesa.
"Iya mom, baru aja sampe. Tadi aku nyariin mom tapi gak ketemu. Padahal aku udah kangen banget sama mom," curhat Zera sambil berlari memeluk sang ibu.
"Cih. Eh, tau gak mom? Tadi kan Zera ngom---- Hmmmppp, Lewpas!" Sebelum melanjutkan aduannya, Mulut Cherol sudah lebih dulu dibungkam Zera. Sekalian balas dendam, pikir gadis itu.
Di tengah kerusuhan Tom and Jery itu, muncul si kembar yang tahun ini mulai memasuki jenjang SMP. Si bungsu Vyn, langsung mengambil tempat memeluk Yesa.
"Aduh, bungsu agak jauhan dong. Sempit nih," ucap Ken, tangannya turut bergerak memberi jarak.
"Yaudah, abang aja yang pergi. Kok nyuruh aku?" Si bungsu dengan segala kuasanya.
"Ck, anak ini."
"Sudah sudah, Ken jadi ke kantor Daddy? Kalau jadi ayo, kita tidak punya banyak waktu, sebentar lagi meeting akan dimulai." Xander menengahi.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Second Life Became Antagonist || END
Teen Fiction[kata kasar berseliweran, seperti umpatan. Ganti judul, judul awal 'Antagonis Harem' jadi 'My second Life Became Antagonist'] Aruna Meldeva Xevver cewek barbar, menyebalkan dan suka julidin orang. Namun sayang seribu sayang ia harus mati karena keja...