🐒Chapter 22🐒

7.5K 531 22
                                    

Happy Reading

_______________________

Malvin memeluk adik perempuan-nya erat, mengelus rambut panjang itu penuh kelembutan. Kalau bukan karena masa cuti kuliah sudah habis, Malvin enggan berpisah dari adiknya.

Apa ia pindah kampus saja ya?

Ini juga salahnya yang memilih melanjutkan pendidikan di luar negeri, namun nasi sudah menjadi bubur. Ditambah sebentar lagi ia akan lulus, jadi mau tidak mau ia terpaksa meninggalkan Yesa.

"Kamu ikut abang aja yuk dek, sekalian Refreshing. Gimana?"

"Jangan mau dek, mending kamu ikut abang ke china, disana banyak jual makanan enak loh." Sahut Deyron sambil menyuapi Yesa buah.

Mendengar sahutan itu Malvin hanya mendelik, mengeratkan pelukannya hingga Yesa memberontak akibat tak bisa bernafas.

"Bego, adek gue gak bisa nafas bang!" Hara dengan cepat menarik Yesa ke sampingnya.

"Maaf. Adek maafin abang ya?"

Yesa hanya mengangguk saja, ia menatap Deyron kesal, pemuda itu terus menjejalinya buah padahal ia sudah kenyang.

"Abwang! Udah ih!" Deyron hanya tertawa gemas, ia menyudahi suapannya.

Melihat keributan itu, Revan dan Raven hanya menggeleng pelan. Merasa kasihan melihat adik bungsunya diperebutkan.

"Adek, nanti pas libur semester abang kesini lagi bawain hadiah buat kamu." Ucap Revan.

"Hadiah apa?"

"Tanda tangan Ratu, mau gak?"

Yesa mengernyitkan dahi, untuk apa tanda tangan Ratu? Ia bukan penggemar Ratu Inggris. kesampingkan itu kalau memang bisa, bagaimana cara Revan mendapatkannya? Pasti susah, untuk dapat tanda tangan idol saja susahnya bukan main apalagi Ratu?

"Gimana caranya?"

"Papah kan ada, pake koneksi dia lah." Santai Revan sambil menyugar rambutnya.

"Gak lah, gak perlu."

Mengalihkan pandang, Yesa melihat beberapa koper di depan pintu masuk kediaman Glenio. Koper itu ada 5, pemiliknya tentu saja para abangnya. Aduh Ia kok gak rela ya mereka pergi?

"Abang... abang beneran mau pada pergi? Kenapa gak tambah cutinya?"

"Aduh adek abang yang tersayang, abang juga maunya gitu. Tapi kalau gak cepet-cepet balik nanti abang-abangmu ini di DO sayang, kamu emang mau?" Jelas Raven.

Sontak Yesa menggeleng, mana mau dia abangnya dikeluarkan. Sayang lah uang yang udah dikeluarin orang tuanya.

"Kamu tenang aja, nanti di waktu ulang tahun mu yang ke-17 abang bakal dateng kok."

Gadis dengan sweeter baby blue itu mengangguk paham. Ya walau sejujurnya ia sendiri lupa kapan ulang tahunnya.

"Yaampun belum berangkat juga? Nanti telat loh." Riana datang dengan penampilan cetar membahana.

My Second Life Became Antagonist || END Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang