🐒Chapter 10🐒

18.9K 1.3K 15
                                    

Happy Reading

_____________________________

Runa terbangun disebuah tempat yang sangat indah, terdapat bunga-bunga diselilingnya, Runa tak mengerti mengapa ia bisa bangun ditempat ini. Namun karena pengalamannya yang sering baca novel fantasi, ia dapat menyimpulkan bahwa tempat ini kemungkinan besar adalah alam bawah sadarnya.

Mungkin Yesa yang membawanya kesini, ntah apa yang akan gadis itu bicarakan.

Dari jauh ia dapat melihat seseorang menggunakan Dress putih polos tengah duduk di sebuah ayunan. Wajahnya mirip sekali dengan dirinya saat bercermin, Jelas gadis itu adalah Yesania.

"Jadi, ada yang mau lo bicarain sama gue?"

Yesa menolehkan kepala, ia tersenyum. Gadis yang menepati tubuhnya ini sangat to the point.

"Gue cuman mau bilang, lo harus hidup yang baik disana, cari kebahagiaan lo Run. Sekarang lo adalah gue begitupun sebaliknya." Jelas Yesa, sambil turun dari ayunan.

"Jadi? Lo sama Gue itu satu jiwa yang sama tapi terpisah di tubuh yang berbeda?"

"Kurang lebih begitu, gue gak mati, tapi jiwa gue udah nyatu sama jiwa lo. Dan gue nyiptain sistem untuk membantu lo," Ucap Yesa, ia melangkah kearah Runa lalu memegang pundaknya.

Runa mengangkat alis bingung, "Jadi apa masih perlu gue menghindar dari para tokoh utama?"

"Terserah lo. Runa, mungkin didunia lo kami adalah tokoh novel yang hidup di cerita fiksi. tapi ketika jiwa lo masuk ke tubuh gue, semua berubah. Dunia ini bukan lagi dunia fiksi, ini dunia nyata. Lo bisa anggap dunia ini berada di universe lain." Terang Yesa.

'Otak tolong kerja samanya, ribet kali! Jadi intinya gue hidup di universe lain, gitu?'

"Oke?"

"Lo bisa anggap keluarga gue, keluarga lo juga. Jangan ada pikiran untuk kembali Run, karena didunia sana lo udah jadi tengkorak. Ya iyalah mana ada orang yang selamat abis di bom rumahnya?" Ucap Yesa. "Lagi ya Run, bisa-bisanya lo mati di bom pas lagi berak?! Hello~ gak aesthetic banget. Mana belom cebok lagi, gue gak yakin pas lo mati lo udah pake celana lagi."

Runa mendatarkan wajahnya, pantes saja sistemnya menyebalkan, yang nyiptainnya aja nyebelin gini kok.

"Bisa gak usah diungkit lagi?! Emang yang matinya jatoh dari tangga aesthetic apa? Gak cuy, kalau mau mati aesthetic lo harus mati dengan keadaan slayy~ muka lo harus senyum."

"Ck, iya deh iya. Balik sono lo, bikin kesel orang aja."

"Yeuu, orang situ yang manggil situ juga yang ngusir, sopan begitu?"

Yesa merotasikan bola mata malas, ia segera menarik paksa Runa menuju sebuah pintu putih yang mengeluarkan cahaya.

"Masuk lo! Jangan lama-lama disini, nanti lo disangka udah meninggoy. Gue udah ikhlas ngasih tubuh gue buat lo, jangan sampe lo nyianyiain itu. Inget?!"

"Iya iya, yaudah byeee Yesaa!" Dengan langkah riang Runa memasuki pintu cahaya itu.

"Gini amat nasibku." Yesa mengelengkan kepala.

My Second Life Became Antagonist || END Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang